Foto koin emas/http://jogja.tribunnews.com |
Teman-teman Rudy kini sibuk menuju Gampong Jawa untuk mencari harta karun peninggalan kerajaan Aceh di Sungai Doy. Rutinitas mereka pun kini disibukkan dengan menelusuri benda-benda yang terbuat dari emas murni itu. Mereka tergoda lantaran beberapa orang di sana telah sukses menemukan harta karun tersebut dan bisa membeli beberapa kendaraan bermotor.
Sunguh pun Rudy tak mau terbujuk dengan tawaran beberapa rekannya untuk mencoba menemukan benda keramat peninggaln bersejarah itu. Sebagai mahasiswa teknik bahasa, Rudy merasa diri tidak kompeten dalam hal mencari benda itu, dan lebih baik berdiam diri sambil menulis beberapa artikel untuk diposting di dalam blognnya sehingga visitor di blognya pun bertambah, ketimbang bersusah payah mencari benda yang sama sekali tidak diketahui keberadaanya.
Tawaran yang sama juga diajak oleh kekasihnya Sarah yang membujuk dengan suluruh daya dirinya untuk menemukan benda itu, di mana dikatakan Sarah, jika berhasil menemukan benda itu, otomatis bisa mempersunting dirinya. Tak mudah membujuk Rudy, dirinya tetap berprinsip hanya orang-orang yang sudah ditakdirkan bisa menemukan benda peninggalan itu, dan berpikir bahwa kemampuannya bukan untuk menemukan benda yang notabennya terbuat dari emas itu.
Seluruh kampung pun menjadi kosong. Kebiasaan orang kampungnya duduk di pagi hari hingga menjelang magrib hanya sekadar meminum kopi pun kini ditinggalkan. Karena dengan iming-iming mendapat emas kebiasan ngopi pun dinomortigakan. Akan tetapi Rudy tetap duduk di warung kopi sambil membaca koran terbitan hari ini.
Di halaman depan koran pun turut memberitakan tentang penemuan terbaru di sana, yakni sebilah pedang peninggalan kerajaan ditemukan oleh masyarakat di sana. Tentu Rudy tetap tidak tergoda melangkahkann kaki ke air keruh untuk mencari koin emas ataupun barang-barang peninggalan kerajaan lainnya yang terbuat dari emas. Baginya rezeki yang sudah ditakdirkan oleh tuhan sudah ditetapkan dan sebagai manusia hanya bisa berusaha selebihnya hanya aallha yang tahu.
Belum habis segelas kopi diseruputi oleh Rudy pagi itu kini giliran pemilik warung Haji Uma untuk beranjak pergi dan meminta Rudy segera membayar kopi yang dia minum itu. Mengingat tidak ada orang lagi di kampung yang sepi ditinggalkan penduduk. Rudy pun tidak membantah, diserahkannya lembaran lima ribu itu kepada Haji Uma dan Rudy memilih tetap duduk di warung itu sambil menghabiskan kopi yang diminumnya.
Batin Rudy pun berkata saat itu, “Syukur masyarakat kita sudah mulai mau bekerja dibandingkan sebelumnya yang hanya duduk di warkop menungu suatu yang tidak jelas. Dan moga-moga banyak tempat baru lainnya yang bisa menghasilkan emas untuk masyarakat kampungku mencarinya.”
0 komentar:
Post a Comment