Random Post
to show post by tag/label, fill tagName like this: ex:label blogger ---> tagName:"blogger" to show recent post change RandompostActive value to false like this : RandompostActive:false
Friday 24 October 2014

13:54


Mengenal di- Kata Depan dan di- Awalan

Rahmad Nuthihar, Mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Saya sering merasa kesal di dalam hati ketika membaca koran yang tidak tepat menuliskan di- kata depan (preposisi) dan di- awalan. Akibatnya beberapa artikel yang awalnya sarat akan ilmu pengetauan dan informasi saya tinggalkan begitu saja. Tak terkecuali di dalam rubrik bahasa yang disajikan Serambi Indonesia kerjasama dengan Balai Bahasa juga tak luput dari kesalahan. Misalnya artikel edisi Minggu, 1 Juni 2014 dengan judul; Bahasa Indonesia Ditengah Bahasa Alay. Penulisan ditengah seharusnya tidak dituliskan serangkai mengingat kata tengah merupakan kelas kata nomina yang berarti tempat (arah) di antara dua tepi (KBBI). Penulisan di- sebagai awalan hanyalah untuk kelas kata verba. Sebagai pembuktian, penulisan di- yang serangkai juga bisa dibuktikan dengan penempatan pasanganya prefiks (imbuhan) me-. Lalu adakah kata mengetengah? Kecuali mengetengahkan yang mengalami proses morfofonemik konfiks (meN-kan). 

Badudu dalam Inilah Bahasa Indonesia yang Benar mengungkapkan ada dua cara untuk membedakan penulisan di- awalan.  Pertama penulisan di- awalan hanya dituliskan serangkai untuk kelas kata kerja (verba). Selain itu, di- yang dituliskan serangkai adalah kata yang berakhiran -kan, dan -i maupun tanpa akhiran keduanya. Sebagai contoh; dilempar, dilempari atau dilemparkan. Cara kedua, penulisan di- awalan selalu mempunyai lawan kata dengan awalan me-. Kata dilempar pada contoh di atas bisa dituliskan melempar. Ketika kita ragu untuk menuliskannya serangkai, maka cobalah untuk membuat lawan kata dengan imbuhan me-. 

Membedakan penulisan di- kata depan sebenarnya tidak sulit.  Semua kata depan di- ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya karena di jenis ini mempunyai kedudukan sebagai kata di mana fungsinya untuk menyatakan 'tempat'. Pertama semua kata yang menjadi jawab pertanyaan di mana pastilah kata yang mengandung kata depan di-, karena itu harus dituliskan terpisah (Badudu, 1998:100). Berikut contohnya: di mana dia? Jawab: di kantor. Kedua sama halnya dengan penulisan di- awalan yang mempunyai pasangannya berupa imbuhan me-, penulisan di- kata depan bisa ditandai dengan memasangkan kata tersebut dengan imbuhan ke-.  Misalnya kata di bawah memiliki pasangannya ke bawah. 

Dalam artikel Muhadzier M. Salda yang dimuat di Serambi Indonesia, 8 Juni 2014 berjudul; Etika Berbahasa di Media Sosial terdapat beberapa kesalahan penulisan di kata depan. Dan koreksi yang akan saya berikan bukanlah bermaksud mendiskreditkan Muhadzier. Perhatikan kata berikut yang saya kutip dari artikel M. Salda! Ada tiga kesalahan penulisan di kata depan yakni; difacebook, diatas, dibawah. Penulisan ketiga kata tersebut harusnya terpisah dan tidak ditulis serangkai mengingat kata facebook merupakan tempat (dunia) maya dan bukanlah kelas kata verba. Sehingga salah bila dituliskan serangkai. Pembuktiannya, jika difacebook serangkai apakah berterima dengan pasangannya mefacebook? Begitu juga dengan kata diatas dan dibawah di mana seharusnya tidak dituliskan serangkai.  

Kata dasar atas merupakan kelas kata nomina yang berarti bagian (tempat) yangg lebih tinggi (KBBI). Penulisan kata diatas seharusnya tidak serangkai dan dituliskan menjadi di atas. Kata ‘di atas’ juga memiliki pasangan ‘ke atas’ sehingga masuk dalam kategori penulisan di- kata depan. Untuk kata dibawah, berlaku aturan yang sama dengan penulisan diatas yang penulisannya tidak tepat seharusnya ditulis di bawah. 

Ada beberapa kata dasar yang merupakan di- kata depan yang mana dituliskan tidak serangkai. Adapun contohnya;  sana, sini, situ, tengah, samping, bawah, depan, belakang, atas, mana, kiri, kanan, dan lain-lainnya.  

Selain penulisan di- kata depan dan di- awalan, kesalahan yang sering didapatkan di dalam penulisan adalah ketidaktepatan penulisan kata ke-. Prefiks ke- hanyalah melekat untuk kelas kata bilangan (numeralia) dan beberapa kata dasar yang mendapat pengeculiannya di antaranya; kepada, ketua, kemari. Terakhir berbicara tentang kesalahan berbahasa Indonesia, penulisan partikel -pun sudah sudah dianggap penulisannya serangkai. Padahal yang merupakan klitika yaitu unsur yang melekat pada unsur yang lain, dengan perkataan lain pun yang melekat pada kata yan mendahuluinya sebagai klitika. Kata-kata itu ialah; adapun, andaipun, ataupun, maupun, bagaimanapun, betapapun, kalaupun, meskipun, sekalipun, biarpun, sungguhpun, walaupun (Badudu, 1996:102). Namun kata andaipun menurut KBBI edisi terbaru tidak lagi masuk dalam kategori klitika dan dituliskan terpisah. Dan Muhadzier melakukan kesalahan penulisan pada kata jikapun seharusnya ditulis jika pun. 

Telah dimuat di Serambi Indonesia, 12 Oktober 2014.

0 komentar:

Post a Comment