Random Post
to show post by tag/label, fill tagName like this: ex:label blogger ---> tagName:"blogger" to show recent post change RandompostActive value to false like this : RandompostActive:false
Tuesday 29 July 2014

23:19
Bencana menjadi suatu yang menakutkan. Berbagai upaya dan cara dilakukan oleh umat manusia untuk melindungi dirinya dan keluaga dari bencana yang bakal merengut nyawa. Pengalaman masa lalu, yakni tsunami, telah menjadi momok bagi setiap orang. Tak ayalnya beberapa di antaranya menjadi trauma akibat malapetaka mahadahsyat tersebut. Aceh merupakan salah satu daerah yang rawan bencana alam. Bencana alam ini pun meliputi, banjir bandang, gempa bumi, tsunami, angin puting beliung, dan tanah longsor.

Dari beberapa bencana alam yang terjadi di Aceh, tsunami menjadi bencana alam yang banyak memakan korban jiwa. Berdasarkan situs Acehpedia.org menyebutkan, jumlah korban yang tewas akibat tsunami yang melanda Aceh 2004 silam adalah  173.741 jiwa dan  jumlah pengungsi 394.539. Jumlah korban jiwa di Aceh dikategorikan sangat tinggi dibandingkan tsunami yang terjadi di negara-negara lainnya. Banyaknya korban jiwa ketika terjadi tsunami tersebut salah satunya disebabkan masyarakat Aceh di waktu itu belum memiliki pengetahuan tentang tanda-tanda bencana. Maka saat gempa usai, seharusnya masyarakat bisa menyelamatkan diri dengan mencari daratan yang tinggi. Tidak sebaliknya, masyarakat Aceh pada 2004 lalu malah menuju ke laut guna mengambil ikan-ikan yang tergelepar di pesisir laut.

Ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko akibat bencana. Satu di antaranya adalah ‘sedekah’ (selalu dekat Allah). Sedekah bagi umat islam dapat melindungi dirinya dari malapetaka dan kehilangan benda/harta yang ia cintai. Di dalam tulisan ini, penulis akan memaparkan mengenai ‘sedekah’. Adapaun uraian selengkapnya adalah sebagai berikut.

Siap Siaga Bencana
Sikap siap siaga akan bencana haruslah ditanamkan sejak dini. Hal ini akan berdampak positif ke depannya. Seseorang yang siap siaga otomatis akan membekali dirinya dengan berbagai persiapan, tak terkecuali kesiapan jiwanya. Jiwa yang dimaksudkan di sini adalah bagaimana dirinya mampu menahan emosi ketika bencana tersebut melanda. Seseorang yang tidak siap jiwanya otomatis akan sangat terpukul dan menjadi stres akibat bencana yang menimpanya. Sebaliknya, seseorang yang memiliki kesiapan jiwa, ia tidak terlalu terpukul dan mengganggap seluruh bencana alam adalah ujian dari Allah untuk dirinya.

Siaga bencana juga meliputi bagaimana kesiapannya menghadapi bencana. Sikap tenang dan jauh dari perasaan panik menjadi penting saat bencana terjadi. Fakta yang banyak terjadi saat bencana adalah ada masyarakat yang meninggal gara-gara kecelakaan lalu lintas ataupun terjepit keramaian saat bencana terjadi. Siaga lainnya termasuk bagaimana menyimpan dokumen berharga. Alternatif lainnya adalah menggunakan jasa penyimpanan barang berharga yang ditawarkan pihak bank. Dengan ini, kita tidak terlalu pusing akan kehilangan dokumen berharga.

Selain itu, seseroang yang siap siaga juga tidak membangun rumahnya di lokasi yang rawan bencana. Bagi masyarakat yang tinggal di daerah yang rawan bencana diharapkan kontruksi rumah bagian atap tidak menggunakan material yang mudah hancur akibat gempa. Kontruksi bangunan yang laik menjadi prioritas bagi yang tinggal di daerah rawan bencana. Perbanyaklah pintu ataupun jendela, karena dengan ini memudahkan kita untuk menyelamatkan diri ketika bencana terjadi ataupun memudahkan mengalirnya arus air ketika tsunami ataupun banjir.

Edukasi Bencana
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, banykanya korban jiwa akibat bencana alam di Aceh salah satu penyebabnya adalah kurangnya edukasi mengenai bencana. Oleh karena itu, diharapkan masyarakat Aceh, menambah pengetahuannya dengan membaca buku-buku pengetahuan tentang bencana. Jika pun merasa malas dengan membaca buku, ada baiknya mebaca artikel tentang bencana di situs yang menyajikan pengetahuan tentang bencana.

Ada banyak manfaat kita dapatkan ketika mengetahui tanda-tanda bencana. Dengan ini kita akan selalu awas dan mempersiapkan diri saat bencana terjadi. Soal edukasi bencana, kita harusnya belajar dari negara Jepang. Saat terjadi bencana alam berupa tsunami, mereka telah menyadari jauh-jauh hari sebelumnya. Dampaknya pun, korban jiwa akibat bencana alam tersebut terbilang rendah. Hal ini kembali lagi bagaimana mereka membekali dirinya dengan edukasi bencana. Maka tak ada alasan untuk tidak mempelajari tentang edukasi bencana. Mempelajari edukasi bencana pun tidak terbatas usia. Semua kalangan dan usia haruslah mempelajari edukasi bencana agar risiko yang dihadapi saat bencana menjadi minim.

Dekatkan Diri pada Allah
 Sebagai mahkluk ciptaan Allah, sudah sepatutnya kita mendekatkan diri pada Allah. Tanpa keizinan dari-Nya musibah itu tidak akan terjadi. Berpikirlah secara jernih, bahwasanya musibah tersebut merupakan ujian dari Allah. Tidak indah rasanya bila kehidupan ini berjalan begitu saja. Dengan musibah itu Allah melihat sejauh mana kepedulian hamba lainnya pada saudara mereka yang ditimpa musibah. Maka oleh karena itu, Ambillah hikmahnya di balik cobaan itu. Sesungguhnya allah tidak akan menguji ciptaannya di luar kemampuan hambanya.

Evakuasi ke tempat yang Aman
Khususnya di Aceh, ada beberapa desa/gampong yang sudah dilengkapi dengan rambu-rambu jalur evakuasi bencana alam berupa tsunami. Dengan adanya rambu ini,  masyarakat dapat menyelamatkan diri menuju escape building yang sudah dibangun. Kendati demikian, bagi Anda yang tinggal di daerah yang belum terdapat rambu-rambu jalur evakuasi, diharapkan mengenali daerah yang aman untuk evakuasi saat bencana melanda.

Kontruksi Bangunan Aman dan Nyaman
Kontruksi bangunan yang aman dari bencana bukanlah sekadar bangunan yang mewah serta dibuat dengan material yang mahal. Kontruksi bangunan yang aman adalah kontruksi yang sesuai yang memperhatikan lingkungan sekitar. Ada baiknya sebelum membangun rumah, diharapkan mengenali kondisi sekitar, seperti kondisi alam sekitarnya. Bila di daerah tersebut rawan akan banjir, diharapkan membangun pondasi yang lebih tinggi. Sejauh ini, pemilik rumah tidak memperdulikan pondasi rumah yang tinggi. Ataupun yang banyak dijumpai saat ini adalah pondasi rumah lebih rendah dari jalanan. Akibatnya saat hujan turun, rumah mereka mudah digenangi air.

Amankan Dokumen Penting dan Barang Berharga
Ada banyak hal yang dapat dilakukan untuk mengamankan dokumen berharga. Salah satunya adalah meng-scan seluruh dokumen tersebut lalu menyimpannya di dalam email. Hal ini akan memudahkan untuk pengurusan penerbitan dokumen baru, di kemudian hari dengan bukti scan yang tersisa. Dengan melakukan cara ini, saat bencana terjadi, kita tidak direpotkan memikirkan bagaimana membawa dokumen-dokumen tersebut. Oleh karena itu, sebelum bencana tersebut menimpa, pastikan dokumen berharga, sudah Anda scan dan dikirimkan di email Anda.

Hadapai dengan Tenang
Berusahalah setenang mungkin saat bencana melanda. Menyelamatkan diri dan keluarga adalah prioritas utama saat bencana melanda. Jika gempa terjadi segeralah keluar dari dalam rumah dan menjuhui benda-benda yang bakal menimpa Anda. Jika gempa tersebut sangat kuat usahakan Anda berpegangan pada benda yang kokoh. Jika bencana alam tersebut berupa banjir, carilah benda yang bisa terapung di atas air ataupun mencari jeriken. Hal ini dapat Anda lakukan jika jiwa Anda dalam kondisi tenang. Akan tetapi, bila kondisi jiwa Anda panik, otomatis Anda tidak dapat berpikir secara jernih. Dan hal yang tidak diinginkan bakal menimpa Anda.

Bencana alam tidak dapat dicegah, akan tetapi risiko akan bencana tersebut dapat diminimalkan. Dengan cara ‘sedekah’ (yang telah diuraikan) otomatis kerugian akibat bencana tersebut dapat disiasati. Di kehidupan nyata, bersedekah memang banyak manfaatnya. Dalam konteks pembahasan ini, ‘sedekah’ menjadi solusi yang sangat mudah Anda lakukan ketika musibah. Maka lakukanlah sedekah agar terjauh dari musibah, dan dengan cara ‘sedekah’, insyaallah kita tidak perlu bersusah payah memproteksi diri dan keluarga dari ujian Allah. Mulai dari sekarang dekatkan diri dengan Allah semoga musibah jauh dari kehidupan kita. Amin ya rabbaalamin.

0 komentar:

Post a Comment