Random Post
to show post by tag/label, fill tagName like this: ex:label blogger ---> tagName:"blogger" to show recent post change RandompostActive value to false like this : RandompostActive:false
Saturday, 9 November 2013

07:58
Sebagai putra daerah Rusdi mencoba mengolah sumber daya alam yang ada. Melihat pemintaan pasar serta berbuat semaksimalkan mungkin seraya berdoa dan positive thinking terhadap masalah yang ada.

Menanggalkan pakaian berlogokan Departemen Dalam Negeri (Depdagri) lalu banting stir menjadi pengusaha mungkin hanya tontonan di layar televisi semata. Bosan menjadi PNS begitulah yang dirasakan oleh Ibnu Rusdi ayah tiga orang Anak ini.
Foto Ibnu Rusdi

Rusdi memilih berhenti menjadi PNS setelah dua tahun mengenakan pakaian kuning kopri. Ia memilih meniti jalan hidupnya sendiri terlepas dari tekanan atasan. Pria kelahiran tahun 1967 ini, bersolo karier dan mulanya menjadi kontraktor. Proyek pembangunan jembatan di Simeulu itulah proyek pengerjaan yang pertama dia kerjakan. Hal itu diungkapkan Ibnu Rusdi kepada wartawan Autobisnis, Fauji Yuda, Reza Gunawan, Rahmad Nuthihar, di kediamannya Sabtu pekan lalu.

Kemampuan menangkap moment adalah hal yang paling utama guna menuai kesuksesan. Pada tahun 2005 Rusdi memberanikan diri mencoba berivestasi di bidang pertambangan. Banyaknya pemilik tambang orang asing di tanah kelahirannya, membuat Rusdi merasa terpanggil. Oleh karena itu Rusdi berdiskusi dengan rekan untuk mencoba suatu hal yang baru.

“Dulu rata-rata rekan saya berkeja sebagai kontraktor. Kemudian saya coba pelajari dan berdiskusi bisnis apa yang peluang pasar itu sangat bagus. Tertujulah pada pertambangan biji besi. Dengan dana dan pengetahuan yang terbatas lalu saya mencari patner. Pelan-pelan usaha pertambagan ini saya rintis,” Ungkap alumni Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala.

Sejauh Rusdi menjalankan bisnisnya, selalu mendapat respon yang cukup bagus baik dari masyarakat maupun pemerintah sendiri. Letak geografis provinsi Aceh yang sangat strategis serta pontensi Alam yang melimpah baginya adalah sebuah anugerah yang dimiliki masyarakat Aceh.

Selama menjalankan pertambangan biji besi di Kabupaten Aceh Barat Daya, katanya belum ada kendala. Ajang visit Aceh 2013 baginya adalah sebuah  langkah baru yang dilakukan pemerintah Aceh sendiri. Karena kata Rusdi visit Aceh 2013, merupakan wadah promosi dimana para investor luar dapat berinvestasi di Aceh. Dan juga memberitahukan kepada dunia luar bahwa Aceh aman dan terbuka untuk investor luar.

“Kedapan kita berharap birokrasi pemerintah Aceh cepat  tanggap. Dengan artian proses birokrasi itu berjalan cepat diantaranya proses pengeluaran  izin itu dapat dikeluarkan dalam waktu dekat.  Dan Aceh sendiri adalah daerah yang makmur baik di bawah bumi  maupun sumber daya alam yang ada diatas bumi,” Kata Rusdi

Saat ditanyai Autobisnis kekhawatiran akan Aceh bekas konflik dan pungutan liar untuk berinvestasi, Rusdi menjawab “Saya anggap Aceh ini aman, tidak ada kendala dalam ivestasi”. Dijelaskannya pengusaha yang sukses itu adalah kemampuan mereka mengambil keputusan. Dimana risiko yang besar akan menghasilkan keuntungan yang besar. Disamping itu Rusdi berharap kepada pengusa yang hendak berivestasi agar jangan terpaku dengan proyek pemerintah saja.

“Kita coba berani keluar dan berani mengambil resiko mencoba dengan suatu bisnis yang real karena penyedia modal dan perusahaan financial itu ada cuma butuh proses untuk pencairan dana itu sendiri,” Kata Rusdi

Meskipun telah beroperasional sekian lama tambang biji besi, namun dijelaskan Rusdi belum sekalipun Ia menjual hasil tambangnya, karena saat ini Ia sedang mempelejari regulasi proses penjualan di pasar sendiri.

“Semua itu tergantung pada resiko semakin besar risiko, pendapatan mengiku konsekuensi risiko itu sendiri,” katanya.

Rusdi bukanlah berprofesi sebagai pemilik tambang besi semata, kariernya di dunia politik bisa dikatakan sangat mampuni. Rusdi adalah Angota DPRA Komisi D daerah pemilhan IV Takengon, dipilih oleh rakyat pada tahun 2009 lalu. Atas rujukan rekannya Ucok disokong oleh keluarga Ia memilih terjun kedua politik didalam naungan Partai Demokrat. Terpilihnya Rusdi daerah pemilihan Takengon, semua itu katanya adalah amanah dari rakyat semata bukan semata-mata ambisinya menjadi wakil rakyat.

“Semenjak kuliah saya aktif dalam organisasi diantara bergabung dalam senat mahasiswa. Jika niat khusus dari kecil menjadi politikus bisa saya katakan tidak ada,” Ceritanya

Rusdi menambahkan kedepan dirinya belum memutuskan untuk mencalonkan diri sebagai wakil rakyat, periode 2014-2019, karena kata Rusdi sebagai anggota partai “Saya tetap mengikuti segala kebijakan partai.” Baginya menjadi anggota dewan tidak serta-merta mencalonkan diri dan semua itu butuh proses dan bagaimana konsekuen dari masyarakat sendiri. “Bila masyarakat butuh maka saya akan maju,” Katanya.

0 komentar:

Post a Comment