foto by/m.atjehpost.com |
Banyaknya nasabah Bank Aceh khususnya di kalangan mahasiswa membuat suasa antre saat penarikan di Ajungan Tunai Mandiri (ATM) tak pernah terhindari. Terutama di ATM kantor Cabang Pembantu (Capem) Darussalam. Memasuki awal bulan jumlah nasabah antri pun kian ‘menggular’ dan terutama saat mahasiswa pulang kuliah ataupun pada saat magrib hingga insya. Dengan fasilitas satu unit ATM pecahan Rp.50rb dengan ‘terpaksa’ para nasabah ini rela mengorbankan waktunya untuk melakukan penarikan di sana.
Beruntung jika ATM di sana tidak ada masalah. Jika tidak, kendala yang sering dihadapkan pada nasabah antara lain adalah ATM sedang dalam pengisian, trouble jaringan ataupun gangguan teknis lainnya. Ujung-ujungnya para nasabah terpaksa menggerakan langkahnya ke ATM Bank Aceh lainnya. Bagi sebagian nasabah yang tidak mau susah dan mengihklaskan Rp5rb/transaksi di ATM bersama yang berada di Darussalam.
Penggalan cerita di atas adalah dampak dari minimnya fasilitas berupa ATM milik Bank Aceh. Padahal mahasissa Universitas Islam Negeri (UIN) Ar-raniry ke seluruhannya merupakan nasabah Bank Aceh yang dibuktikan dengan kartu tanda mahasiswa yang juga akses untuk melakukan kegiatan perbankan di Bank Aceh. Ditambah dengan nasabah umum lainnya sungguh tidak sepadan dengan kebutuhan para nasabah.
Meski terbilang terbatas dengan total 23 unit ATM (3 ATM pecahan Rp.100rb) yang tersebar di pusat keramain dan di tiap kantor Capemnya, seharusnya Bank Aceh harus mampu menyiasatinya dengan melakukan penambahan ATM dan segera mengfungsikan ATM yang berada di komplek UIN Ar-Raniry. Sehingga para nasabah otomotis berkurang dan pemandangan antre panjang bisa terhindari.
Lalu bisa kita bayangkan mengapa Bank Aceh sanggup memberi hadiah utama berupa satu unit Toyota Alphard kepada nasabah beberapa bulan lalu, sementara untuk membenahi dan memaksimalkan fasilitas itu tidak sanggup? Apakah ini hanya bentuk konspirasi ataupun promosi kepada publik semata? Sungguh miris!
Foto/http://harianandalas.com/ |
Selain itu, fasilitas dan pelayanan Bank Aceh masih jauh ketinggalan dengan bank lainnya baik itu bank nasional maupun bank konvensional lainnya. Sebut saja salah satunya adalah pelayanan call center. Sebelumnya melalui website Bank Aceh http://www.bankaceh.co.id/ diinformasikan keluhan menyangkut kegiatan perbankan bisa dihubungi via telepon dengan nomor +6265122966 akan tetapi, call center tersebut hanya sekadar ada saja. Pengalaman penulis saat itu pada Sabtu malam kartu ATM ‘tertelan’ di ATM bersama. Oleh teman-teman saya mengintruksi agar menghubungi nomor call center tersebut. Akan tetapi hasilnya nihil. Tidak ada yang menjawab panggilan saya dan saya dimintakan untuk meninggalkan pesan. Padahal waktu itu saya mengghendaki agar ATM saya tersebut bisa diblokir untuk sementara waktu guna menghindara hal-hal yang tidak diinginkan.
Minimnya Fasilitas maupun Fitur
Khususnya di Banda Aceh, dalam hal memanjakan nasabah pihak bank telah menyediakan fasilitas ATM drive bagi pengendara yang ingin melakukan penarikan tanpa perlu turun dari kendaraan yang dikendarai. Amatan penulis baru ada tiga ATM drive yang disedikan oleh bank-bank terkemuka di Aceh diantaranya Bank BRI, Bank BNI, dan Bank Mandiri. Sementara para nasabah Bank Aceh, belum bisa menikmati fasilitas ini.
Di samping itu, kemudahan lainnya yang ditawarkan oleh bank lainnya berupa fitur pembayaran online, berupa tagihan listrik, PDAM, isi ulang pulsa, pembayaran tiket, pembayaran SPP bagi mahasiswa, dll. Dibandingkan dengan Bank Aceh, fitur yang terdapat di ATM-nya hanya berupa pengisian pulsa. Maka ke depan ada baiknya Bank Aceh menambah fitur-fitur baru lainnya, ataupun melakukan innovasi terbaru yakni pengisian token (listrik prabayar) ataupun kerjasama dengan PDAM Tirta Daroy yang mana saat ini belum ada loket pembayaran lainnya dan masih tertumpu pada loket pembayaran di Gampong Siron. Sebagaimana kita ketahui Aceh Besar yang terdiri dari 23 kecamatan sangat jauh untuk menggakses pembayaran. Maka dengan innovasi yang dilakukan ini bisa menjadi keunggulan tersendiri bagi Bank Aceh.
Menurut Mandalis (dalam Rosidah, 2011), “Kemajuan teknologi informasi dan internet telah ikut berperan meningkatakan intensitas persaingan di lingkunangan bisnis, karena dengan tekonologi tersebut dapat memberikan pelanggan akses informasi yang lebih banyak dan mudah tentang berbagai macam produk dan jasa yang ditawarkan oleh perusahaan.”
Menyimak kondisi saat ini, ada banyak tantangan bagi Bank Aceh untuk melakukan berbagai pembenahan guna memberikan kenyaman dan kepuasaan bagi nasabahnya sesuai dengan motonya ‘Kepercayaan dan Kemitraan’. Ada baiknya dalam hal Bank Aceh juga menjalin kerjasama dengan Universitas di Aceh untuk menampung mahasiswa magang. Yang mana nantinya mahasiswa tersebut ditempatkan pada posisi costumer service/call center yang menerima panggilan telepon dari nasabah di nomor telepon +6265122966. Maka dengan ini, kekurangan tenaga kerja bisa diminimalkan dengan penempatan mahasiswa tersebut. Tentunya mahasiswa tersebut mendapat pelatihan terlebih dahulu.
Berangkat dari sana, Bank Aceh juga harus gencar dalam misi sosial terutama membangun tempat-tempat publik seperti taman kota dan tempat olahraga yang diperuntukkan untuk karyawannya dan juga bisa diakses oleh masyarakat sekitar. Dan tidak salahnya di tempat keramaian seperti di Bandara Sultan Iskandar Muda juga ditempatkan ATM Bank Aceh sehingga Bank Aceh tidak terkesan menelantarkan nasabah dengan hanya berfitur ATM bersama. Semoga!
0 komentar:
Post a Comment