Random Post
to show post by tag/label, fill tagName like this: ex:label blogger ---> tagName:"blogger" to show recent post change RandompostActive value to false like this : RandompostActive:false
Sunday 30 March 2014

07:52
Detuman jengki dari pijakan wanita tua kian terdengar di desa Lamgapang Kecamatan Ulee Kareng. Semerbak aroma kopi mengaromai indera penciuman siapupun yang melintas jalan. Pada sebuah gubuk tua yang beratapkan rumbia, disanalah Bakiar wanita berumur 65 tahun ini menghabiskan harinya guna menghaluskan kopi-kopi pesanan pelanggan.  Kebutuhan ekomi membuat Ia tidak bisa menghabiskan hari tuanya itu guna beristirahat.
Kopi Ulee Kareng/foto http://www.indonesiakaya.com/

“Dalam sehari saya bersama kawan menumbuk kopi ini sebanyak 50 kilogram dan paling banyak sampai dengan 110 kilogram,” kata Bakiar.

Tak banyak keuntungan yand dia dapatkan. 10 kilogram kopi yang sudah halus jasanya itu dibayar seharaga 5ribu. Berbeda halnya dengan jumlah pelenggan. Bakiar mengaku pelanggannya itu kian menjamur mengantakan kopi yang telah digonseng guna dihaluskan dengan alat tradisonal lesung penumbuk kopi (jengki).

“Dalam sehari keuntungan yang paling besar saya dapatkan yakni 100 ribu, pelanggan yang datang kemari tidak putus, saya Cuma punya satu hari yakni hari Minggu guna istirahat. 

Bakiar tidak perlu repot memasang iklan jasa penghalusan kopi. Berbagai warung kopi ternama di banda aceh kata bakirar juga meminta jasanya guna menghaluskan kopinya.

”kalau orang sudah merasakan nikmat kopi ditumbuk menggunakan jengki maka mereka tidak mau lagi menseruputi kopi dari mesin yang menghaluskan.”

Kekurangan modal terpaksa ia tidak bisa memproduksi kopinya pengolahan tradisional. Ia Cuma bisa menyediakan jasanya itu untuk menghaluskan kopi.

Dalam hal menjalankan bisnisnya itu, Bakiar tidak terlalu banyak membutuhkan modal. Jengki tua peniggalan suaminya terdahulu serta ayak besi guna memisahkan kopi yang halus, adalah alat dimana yang mereka butuhkan. Bakiar juga dibantu dengan seorang rekannya bernama Rostina.

“Kadang kalau saya sudah pegal menginjak jengki ini maka nanitnya Rostina yang akan membantu saya menginjak jengki ini.” 

Barang tentu wanita seusia Bakiar tidak perlu lagi bekerja keras. Namun bakiar tidak mau menjadi beban anak-anaknya selagi nyawa dan tenaga masih ada maka saya akan berjuang untuk menghasilkan rupiah bukan malah menyusahkan anak saya.

“Walaupun anak saya melarang saya untuk bekerja sebagi penerima jasa penghalusan kopi. Tapi bagi saya selama pekerjaan yang saya lakukan halal dan tidak membuat malu siapapun saya akan tekuni dan bisa meringkan beban keluarganya.” 

0 komentar:

Post a Comment