Random Post
to show post by tag/label, fill tagName like this: ex:label blogger ---> tagName:"blogger" to show recent post change RandompostActive value to false like this : RandompostActive:false
Sunday 6 October 2013

00:51
foto/blog.planetuang.com
Rudy tergolong anak yang patuh pada orang tuanya, semua perintah yang dituju padanya sedia dikerjakan. Sore harinya rudy mendapat tugas penting dari ibunya. Buk lastri meminta pada anak bungsunya ini untuk membeli  neukut (beras kecil hasil olahan kilang padi) di kilang padi. Sebelumnya sang ibu berpesan pada anaknya ini. Jika ada orang yang bertanya untuk apa neukut tersebut, dia harus menjawab sebagai pakan ternak begitulah kata pinta ibu kepada anak.

Jarak kilang padi dengan rumanya itu tidaklah begitu jauh. Dengan menaiki sepeda akan tiba 5 menit. Sejumlah uang diberikan untuknya, tak banyak memang namun 20 ribu tersebut bisa membeli neukut sebanyak 3 Kg. kilang padi yang ditujunya adalah punya pak kasim. Usah berleha – leha lagi cetusnya dalam hati. segera mungkin mendayuh sepeda menuju tempat itu.

Sesampainya disana dia terus menemui pak kasim . “Pak saya mau beli neukut 3 Kg”. pak kasim tersenyum mendengar pemintaan rudy. Seakan meledeki remaja ini. Giliran pak kasim untuk menjawab. “bukan bapak tidak mau menjual, tetapi seluruh neukut tersebut telah diborong oleh pak uma”. Timbul perasaan kesal, disaat barang  yang diinginkannya tetapi malah habis duluan.

Merasa Kehabisan akal, bagaimana dia akan menjelaskan pada sang ibu. Karena selama ini dia terkenal dengan sebutan tutip (tukang tipu). Timbul niat dihatinya untuk meminta kepada pak kasim membuat surat pernyataan, sekiranya dia bisa menunjukkan kepada sang ibu agar dirinya tidak diaangap menipu.

Kini dia berbicara kembali kepada kasim, bukan untuk memaksanya menjual neukut. Sebaliknya dia meminta kepada pak kasim memberikan secarik kertas dan sebuah pena. “pak apa ada kertas dan pulpen sebentar” ? merasa heran akan permintaan rudy. Pak rudy berbalik mengajukan pertanyaan kepadanya.
“untuk apa nak” ?
“penting pak, tak lama kok saya meminjamnya” ?

Pak kasim menuju sebuah ruangan dimana dia bekerja. Sebagai direktur kilang padi, segala hal yang menyangkut hal adminstrasi dia tempatkan didalamnya.  Dia meminta rudy agar mengikuti langkahnya. Rudypun mengikuti dari belakang kemana pak kasim pergi. Didalam ruangan itu dia mendapatkan secarik kertas dan sebatang pena. Sungguhpun terkejut. Karena didalam sana terdapat banyak neukut yang telah digonikan. Pikir dalam hatinya “mengapa bapak ini menipu saya, sedangkan disini barang yang dimintanya tersedia banyak”. Tak perlu membuang waktu dia kembali mengintorasi sang direktur kilang padi ini.

“pak disini terdapat banyak neukut, kenapa bapak tidak menjualnya padaku” ? seraya mengarahkan jari tunjuk ke goni yang tersusun rapi.
“kan sudah bapak bilang tadi, barang tersebut telah diborong oleh seorang saudagar”. Kertas dan pena yang dimintanya disodorkan ke arah rudy.
Rudy mengambil pena tersebut, dan didalam kertas tersebut dia menulis
“Saya minta maaf buk, neukut yang ibu minta telah habis dijual. Sebagai bukti perkataan saya ini. Saya meminta sang direktur kilang padi untuk mentandatangani.”
“wah, saya tak habis pikir kamu melakukan ini nak”. Ucap pak kasim bernada terkejut.
“ah, ini belum berapa pak dari kepintaran saya”.

Sang direktur kilang padi ini pun menandatangani surat tersebut. Rudy bergegas pulang. Dalam hatinya merasa senang. Walaupun tidak mendapat neukut, tetapi dengan secarik kertas ini bisa membuat ibu percaya akan perkataanya.

Tak lama kemudian dia tiba dirumah. Diliat ibunya sedang berada didapur ayik membuat kue tentunya. Aroma yang dihasilkan dari kue tersebut begitu menyengat. Seakan mengenal aroma tersebut, rudy bergerak cepat ke dapur. Tak pernah disangka sebelumnya. Ternyata sang ibu sedang membuat kue sagon. Timbul perasaan kesal dalam benaknya diapun berkata pada ibunya.

“buk, inikan sudah ada neukutnya. Kenapa ibu menyuruh saya membelinya lagi?”
“ah, itu tes ketaatan. Apakah  dirimu mau mengerjakannya dengan tulus tanpa pamrih”.
Merasa terpana akan perkataan ibunya, dalam hatinya merasa kesal. Mengapa tidak, surat yang telah dipersiapkanya tersebut tidak berguna sama sekali.

Buk lastri  beranjak dari posisi duduknya, seraya berkata pada anaknya.
“tak usahlah bersedih. Ini ibu berikan uang tambah untukmu sebagai uang saku” ibu memberikan selembar uang 50 ribu yang diambilnya dari dompet.
Sungguh senang bukan kepalang sang anak ini. Tersenyum manis kearah ibunya. Dalam hatinya berkata.
“jika besok disuruh oleh ibu, saya tak perlu membelinya cukup meminta surat sajalah”.


0 komentar:

Post a Comment