Random Post
to show post by tag/label, fill tagName like this: ex:label blogger ---> tagName:"blogger" to show recent post change RandompostActive value to false like this : RandompostActive:false
Saturday, 5 October 2013

16:45

Mobil murah dan ramah lingkungan atau low cost and green car (LCGC) adalah harapan masyarakat yang ekonominya sedang ke bawah untuk mendapatkan mobil baru serta tidak merongoh kocek yang terlalu besar. Keberadaan LCGC ini sejauh ini sedang dinantikan masyarakat Indonesia tak kecuali masyarakat di ujung pulau Sumatera ini.

Merasa tidak puas dengan mobil bekas merah asal Singapura yang diekspor ke Aceh me
Daihatsu Ayla 
sumber foto/google
lalui pelabuhan Sabang itu dan harganya pun terbilang terjangkau. Masyarakat Aceh sendiri mulai jeli memilah dan memilih kendaraan roda empat itu untuk di tempati bersama keluarga. LCGC memang impian yang benar-benar sedang bergejolak di dalam hati masyarakat. 

Harga murah serta pengunaan bahan bakar yang irit adalah bentuk-bentuk alasan mengapa masyarakat Aceh menginginkan mobil yang berdapur pacu 1.000cc. Selain itu, mobil yang memiliki keharusan memakai nama kosa kata di Indonesia ini diharapkan mampu menggantikan kendaraan roda dua dengan dp yang murah serta cicilan yang ringan bagi pembeli kredit. Seperti dalam pepatah aceh ek bloe lemoe taloe ka hana ngon pu bloe (sanggup beli lembu namun membeli tali tak punya uang). Karena dengan memiliki LCGC ini, masyarakat tidak terlalu terbeban pada konsumsi roda empat itu yang diyakini benar-benar irit bak penggunaanya sama halnya dengan sepeda motor.

Selain itu kecemburuan sosial pada pemilik roda empat sebelumnya pun bisa lenyap jika siapun bisa mendapatkanya dan memperlihatkan tingkat kemajuan ekonomi di suatu wiliyah serta berdampak positif bagi pemerintah dengan beban pajak  yang masuk ke kas daerah. Sehingga LCGC seperti berenang sambil minum air semua pihak akan diuntungkan dengan hal yang ini.

LCGC ini pun saat ini sudah siap diproduksi dan hanya menunggu regulasi menyangkut harga dan soal penggunaan bahan bakar minyak. Mobil yang hanya berkisar dari 90juta-120juta ini unitnya pun terbilang sudah siap dipasarkan oleh brand-brand ternama yakni Ayla (Daihatsu) dan Agya (Toyota). Tinggal pengawasan terhadap regulasi LCGC yang harus diperhatikan oleh pemerintah sehingga tidak menimbulkan kerugian di pihak manapun dengan adanya LCGC ini.

Saking banyak peminatnya mobil murah ini, pasokan Toyota Agya pun sampai akhir tahun habis. Maka untuk menyiasatinya, pihak pabrikan PT Toyota Astra Motor (TAM) berencana meminta tambahan pasokan dari pabrikan untuk tahun ini. Hal ini dikatakan oleh ujar Widyawati Soedigdo, GM Corporate Planning and Public Relation (kompas, 13/9/2013).

LCGC VS Showroom Mobil Bekas

Harga murah serta spare part yang mudah dipadapatkan adalah perbedaan yang signifikan dengan mobil murah ex Singapura ini yang diperjualbelikan murah di Aceh. Membeli mobil Sabang membuat masyarakat Aceh berpikir hingga puluhan kali mengingat suku cadang yang sulit didapatkan dan harganya yang selangit. Maka LCGC ini menjadi daya pikat tersendiri bagi masyarakat untuk mendapatkannya.

Pemerintah melalui kementerian perindustrian diharapkan untuk hal yang satu ini perlu menijau kembali tentang regulasi penjualan LCGC sehingga tidak berdampak negatif terhadap penjualan mobil eks Singapura dan showroom mobil bekas tak terkecuali di Aceh. Mengapa tidak, mobil baru diyakni tidak memerlukan biaya yang terbilang besar untuk pergantian suku cadang dibandingkan mobil yang sudah dikendarai oleh pengguna lainnya yang mengharuskan mereka mengeluarkan rupiah untuk mengganti suku cadang jika mereka tetap ingin mobil itu berjalan.

Sepinya peminat pada mobil bekas dipastikan akan terjadi. Imbasnya pun benar-benar dirasakan oleh showroom dan agen-agen kecil yang menggantungkan penghasilannya dari penjualan roda empat itu. Diharapkan LCGC ini benar-benar bermanfaat bagi semua kalangan baik itu pelanggan, showroom mobil bekas dan pemerintah yang mendapat pemasukan melui pungutan pajaknya itu.

Keselarasan ini nantinya diharapkan mampu menunjang perekonomian bukan malah sebaliknya, karena tingkat kecemburuan sosial untuk satu ini akan berdampak negatif dan bermuara pada tindak kriminal. Jika sebelumnya mobil L-300 yang berunjuk rasa tentang travel kijang liar, mungkin jika LCGC ini benar-benar tidak memperdulikan usaha penjualan mobil bekas tidak tertutup kemungkinan pihak agen-agen mobil bekas akan bergabung dan merazia LCGC ini di jalan-jalan dan memperburuk situasi kemanan di tiap-tiap provinsi di Indonesia dan Aceh sekalipun.

Soal penjualannya pemerintah diharapkan membatasi unit kepada pelanggan dan pembeli yang sama dan berada dalam satu keluarga tidak diperkenankan membeli unit lebih dari satu. Karena hal ini akan berdampak pada peningkatan volume kendaraan sehingga menimbulkan kemacaten dan ruas jalan di Aceh sendiri saat ini belum mampu menampung kendaraan yang begitu banyak. Lihat saja pada pagi hari di Jembatan Lamnyong kerap terjadi kemacetan, jika ditambah mobil murah ramah lingkungan ini, khususnya di Aceh  kemacetan pun kedepan tidak dapat dibendung lagi.

Selanjutnya di dalam kebijakan LCGC pemerintah seharusnya tidak memberatkan pelanggan dengan mengharuskan mobil murah ramah lingkungan tersebut menggunakan pertamax. Hal ini tentunya membuat para pembeli urun niatnya membeli, dikarenakan biaya yang dikeluarkan untuk pertamax terbilang tinggi dibandikang dengan mobil yang mengonsumsi solar maupun bensin. Oleh karena itu, LCGC ini dibutuhkan kesiapan yang matang bagi pemerintah dan produsen mobi LCGC. Sebaiknya pemerintah melakukan observasi secara menyeluruh sehingga LCGC ini benar-benar bermanfaat bagi semua pihak tanpa ada yang dirugikan.

Rahmad Nuthihar, mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Unsyiah
Alumni MJC Kelas Cetak dan pernah menjadi wartawan otomotif di Aceh.




0 komentar:

Post a Comment