Bukan aparat bersenjata namanya bila tidak menyukai pertempuran. Almusab, penempuran itulah yang membawa dia kegudang keberhasilan. Provinsi Aceh sendiri merupakan wilayah yang memiliki arena tembak terluas di Indonesia. Sepanjang sejarah Aceh hingga pada tahun 2012 hoby tembak-menembak selalu gemar orang lakukan. Hal tersebut sangat dipengaruhi oleh hoby ataupun tabiatnya semasa kecil. Lebih anehnya lagi hoby tersebut telah merambah kepada masyarakat biasa.
Sumber Foto/www.martinprint.com. |
Warga Aceh yang memiliki tambang emas dengan penghasilan jutaan perhari. Telah
sepakat untuk membeli senjata di tetangga sebelah. Senjata milik warga sipil
ini sendiri lebih canggih daripada anggota Baracuda yang ada di Jambo Tape.
Kalau biasanya angota Baracuda menggunakan senjata M-16 tetapi para warga sipil
ini menggunakan AK-47 yang harganya dua senjata dari M-16.
Tidak hanya hoby membembak tetapi warga Aceh juga suka bakar-membakar. Sebuah
penelitian yang diadakan oleh bangsa Amerika mebuktikan. seorang anak semasa
kecilnya tidak tidak di beli lilin oleh
orang tuanya, saat tumbuh menjadi dewasa ia pun suka membakar apapun yang
ditemuinya di sekitar.
Sungguh aneh bukan? Pernah ada cerita. Katanya, anak tersebut juga membakar
mobil pribadinya dengan harga ratusan juta. Bukan hanya satu mobil yang dibakarnya,
tetapi sumber berita di surat kabar mencatat kurang lebih ada sepuluh mobil
yang dibakarnya dalam tempo waktu satu minggu. Tak ada pihak yang mengatahui apa tujuan di
balik ulahnya itu. Tetapi animo di masyarakat mengatakan kedua pemuda itu
membakar karena pengaruh hobinya yang begitu besar.
Lebih anehnya lagi, Kemudian si anak yang suka bakar-membakar kini berteman
akrab dengan si penembak. Mereka berdua telah bersengkokol. Aksi kedua ini kian menggema hingga menjalar
kenegara sebelah. Mereka kian gemar membakar mobil ataupun rumah sendiri. Dan si
penembak tadi juga tidak mau kalah. Tak jarang
kawan, keluarga atapun teman sendiri juga dia tembaki.
Usut punya usut kata orang pintar di
kampungku, setelah dia menerawang dengan kemampuannya itu mengatakan. “Tujuan
mereka itu adalah mencari popularitas di koran sekaligus bisa memasang iklan
gratis.” Orang pintar itu ketawa terbahak-bahak setelah sepenggal pertanyaan
itu aku ajukan.
Hoby kedua pemuda ini kian meresahkan masyarakat Aceh. Warga merasa
ketakutan karena ulahnya itu. Bukan karena takut di tembak atau mobil miliknya menjadi
sasaran. Tetapi mereka lebih takut akan dirinya di tembak ataupun dan bakar
guna menghilangkan jejak.
Terakhir, kedua hoby pemuda ini menghilang. Mereka telah diperingati oleh Kapolda
guna menghentikan hobynya itu. Bila tidak mau dijebloskan kepada penjara. Toh
disana penjaranya terbuat dari besi dan tidak ada pasokan amunisi. Namun mereka
juga tidak mau dibilang mati kutu. Kini
mereka merubah strateginya dan lebih bersifat pada personal. Mereka membujuk
warga untuk pilihan tertentu bila warga tidak mau. Maka hobinya kumat dan
mengatakan. “Kalau kamu tidak dengar, saya tembak dan saya bakar rumahmu.”
[Rahmad Nuthihar]
0 komentar:
Post a Comment