Random Post
to show post by tag/label, fill tagName like this: ex:label blogger ---> tagName:"blogger" to show recent post change RandompostActive value to false like this : RandompostActive:false
Sunday 6 October 2013

05:22
5
Ilustrasi/jkma-aceh.org
1. Adat bak Poteu Meureuhöm, hukötn bak Syjah Kuala, Kanun
bak Putroe Phang, reusam bak Laksamana.
Adat pada paduka Almarhum, hukum pada Teungku Syiah Kuala, Undang-Undang puteri Pahang, adat kebiasaan pada Laksamana. Maksudnya : adat istiadat yang tidak dalam hukum, diatur oleh Sultan (Iskandar Muda), sedangkan hukum kenegaraan Islam diatur oleh Ulama (Teungku Syiah Kuala).

2. Banja ubé jiplueng, bulueng ubé jiteuka. (Baris sebesar larinya, hak (bagian) sebesar datangnya). 
Maksudnya : sesuatu pekerjaan itu harus berjalan atau dilakukanmenurut kebiasaan yang wajar.

3. Bidang hareukat blang ngon lampöh (Bidang usaha sawa'h dengan kebun). 
Maksudnya : sawah dan kebun adalah tempat usaha dan hal ini sesuai dengan negara kita yang agraris. Maka sebaiknylah kita memanfaatkan tanah yang luas itu untuk memperoleh penghidupan yang layak.

4. Kareuna boh taturi bak (Karena buah dikenal pohon).
Kiasannya, melihat budi pekerti dan mendengar tutur katanya, maka dapatlah diketahui bahwa orang itu keturunan orang baikbaik ataupun orang jahat.

5. Meungka taböh bungköh beuneung, beutateumeung bangköh sutra (Kalau dibuang bungkus benang, hendaklah memperoleh bungkus sutera). 
Maksudnya : dalam hidup manusia hendaklah terus menerus berusaha meningkat maju. Kalau meninggalkan sesuatu yang lama hendaklah sanggup memperoleh yang baru yang lebih sempurna dan lebih memuaskan.

6. Bak si sulét uteuen pi luwah, bak si malah raya that dawa (Pada pendusta hutan pun luas, pada si malas banyak alasannya) .
Penipu itu banyak sekali tipu muslihatnya dan tidak takut apaapa, pemalas banyak dalihnya untuk tidak bekerja.

7. Bak taduek mupayéh, bak taéh mupaya (Tempat duduk berserakan, tempat duduk kacau balau). 
Dikatakan kepada orang yang jorok dan pengotor.

8. Galak that tapeuruntöh tamon gob (Suka benar engkau meruntuhkan timbunan orang).
Kiasannya, dikatakan kepada orang yang suka mengganggu atau merusakkan usaha orang lain.

9. Jak rang jak bintéh, jak pha jak gatéh (Jalan (bergerak) tiang bergerak dinding. bergerak paha bergerak betis).
Kiasannya : Orang yang ikut-ikutan. Orang miskin yang ikut-ikutan menyamakan diri dengan orang besar atau orang kaya tentu akan mengalami kesengsaraan.

10. Meungnyo tabloe bajèe, taukö bak badan droeteu dilèe (Kalau membeli baju, ukurlah di badan sendiri dahulu).
Kiasannya : Tiap-tiap pekerjaan haruslah dilakukan dengan pertimbangan yang tepat. Misalnya, jangan menyalahkan orang lain sebelum lebih dahulu menilai diri sendiri apakah benar ataupun tidak.

11. Hana tupeue bahsa (Tak tahu bahasa).
Kiasannya : Orang yak tak tahu duduk perkara dalam suatu persoalan, yang diduga orang lain dia juga mengetahuinya. Jika orang bertanya tentang masalah itu kepadanya, dia menjawab : "Dilön hana lön tupeue bahsa".

12. Peunyakét bèk tamita, bahya bèk talakèe (Penyakit jangan dicari, bahaya jangan diminta).
Kiasannya, janganlah hendaknya kita mencari cari kesusahan.

13. Lagèe bue teungeut (Seperti kera tidur).
Kiasannya : orang bodoh yang tak tahu apapun dan tidak pula suka memperhatikan keadaan yang berlaku di sekitarnya.

14. Nabsu eungköt kon laöt Iuah (Nafsu (kéhendak) ikan bukankah lautan luas).
Kiasannya : manusia senantiasa suka kepada sesuatu yang berlebih dari pada yang berkurang.

15. Blè ban kilat, brat ban batèe (Cahaya seperti cahaya kilat, berat seperti batu).
Dikiaskan kepada ketangkasan dan kehebatan pahlawan yang cakap dan cerdik.

16. Aneuk rimueng han jiböh kuréng, aneuk Kléng han jiböh sukla (Anak harimau tidak membuang belang, anak Keling tak membuang hitam begam).
Maksudnya, sesuatu bangsa atau kaum biasanya sukar meninggalkan adat dan kebiasaannya.

17. Adak meungkön na babah, asèe kab (Kalau tidak ada mulut, digigit anjing).
Dikatakan kepada seseorang yang besar mulut, tetapi tidak mampu mengerjakna sesuatu.

18. Gajah sabé gajah meulhö, peulandök maté meuseupèt (Gajah sesama gajah berkelahi, kancil mati terjepit).
Maksudnya, orang besar sesama besar bertentangan, yang terlibat jadi korban adalah rakyat biasa atau orang kecil.

19. Lagèe taböh kulét bui bak muka (Seperti mengenakan kulit babi di muka).
Maksudnya, rasa malu yang tak dapat disembunyikan atau ditutup di hadapan umum.

20. Pat ujeuen nyang han pirang, pat prang nyang han reuda (Di mana hujan yang tak reda, di mana peperangan yang tak usai).
Maksudnya, sesuatu pertentangan atau pertengkaran pada suatu ma-sa akan berakhir juga. orang jahat.


5 komentar:

  1. keburu bloh paya guda cit iku, ( kerbau masuk paya, kuda naik ekor) maksudnya urusan urusan orang lain kenapa kita yang ribut/kwatir/iri/gaduh dsb

    ReplyDelete
  2. Sepertinya ungkapan berreferen flaura dan faund dalam bahasa Simeulu belum ada yang melakukan penelitian dan cocok untuk diteliti.

    ReplyDelete
  3. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete