Random Post
to show post by tag/label, fill tagName like this: ex:label blogger ---> tagName:"blogger" to show recent post change RandompostActive value to false like this : RandompostActive:false
Thursday, 16 May 2013

03:49
Sumber foto/staticflickr.com

Entah apa yang menyebabkan hewan herbivora ini begitu mencintai keramaian di jalan raya.  Tak hanya dijalan-jalan, sapi-sapi itu kini sering merumput di halaman kampus. Seperti gedung biro Universitas Syiah Kuala adalah tempat dimana gigi gerahamanya itu  mengunyah rumput. Lalu lalang kendaraan tak lagi diperdulikan oleh sapi-sapi ini. Terkadang kita bisa menemukan roker (rombongan sapi keren) berkeliaran di seputaran kota Lamgugop. 

Mungkin ini hanya sejenkal kisah dari sapi-sapi ini. seperti negera demokrasi yang menyatakan bebes melakukan segala hal. Sang sapi kini juga memiliki kekebasan yang sama. Begitu juga dengan hewan lainnya seperti kuda. Kini sebuah delman juga bebas berpacu di jalan raya selama sang pemiliknya itu tetap memegang kendali saang kuda akan melaju terus di jalan raya. 

Kebebasan menjadi acuan dimana para hewan berkaki empat dengan leluasa berkerian di kota-kota. Pemerintah sepertinya selalu sibuk dengan urusan Pilkada. Jadi, untuk urusan mengenai hewan ternak ini menjadi tidak penting untuk dibahas saat sidang bersama DPRA. Karena toh, sapi-sapi ini tidak ada kepentingan sedikitpun untuk mereka. 

Tidak hanya di Banda Raya, di berbagai provinsi di Aceh lainnya, hewan peliharaan ini juga bebas berkeriaan. Sebuah kisah di Aceh Jaya. Dimana Polsek Panga begitu kesal dengan ulah hewan ternak ini. Hingga pria berseragam polisi ini menahan hewan ternak. Maksud polisi ini menahan hewan ternak antara lain untuk memancing sang pemilik agar mengakui bahwa hewan ternak itu adalah peliharaannya. Dua hari lamanya hewan ternak itu diikat, alhasil sang pemilik tidak juga mengambilnya. Dengan terpaksa hewan ternak itu dilepas kembali. Pihak polisi ini merasa kasihan karena hewan ini tidak ada yang memberi makan. 
Lalu bagaimana dengan kota Banda Aceh. sejauh mana qanum yang sudah dikeluarkan ini ada realisasinya. Mungkin terlalu sulit untuk diterapkan sikap kehewanan ini. 

Disisi lain Rudy sang pemilik ternak mengeluhkan hewan ternaknya itu tidak mau lagi melahap rumput yang selalu di siapkan rudy kepada hewannya itu. Sejatinya hewan sudah lena dengan makanan kota. Berbagai sampah dan limbah rumah tangga mengandung banyak nutrisi dibandingkan dengan rumput yang begitu pahit dikecap oleh lidah.

Pihak terkait yakni Satpol PP sepertinya juga tidak sanggup lagi mengatur hewan ini. karena tugas yang mereka emban saat ini sudah  begitu banyak. Belum lagi anggaran yang disediakan kepada pegawai yang berseragam coklat ini sangat sedikit. Mereka hanya berpesan kepada pemilik hewan ternak itu seperti rudy agar menjaga  dan mengurung hewan ternaknya itu. 

Suatu saat hewan itu akan menyepi di kehidupan perkotaan, itu hanya terjadi setahun sekali yakni ketika megang (daging megang). Selanjutnya hewan-hewan ternak ini sepertinya mau juga merasakan euforia saat pilkada ini.  karena mereka ingin mengetahiu apakah pemimpin yang terpilih nantinya juga berasal dari golongannya itu.[Nuthihar] 

0 komentar:

Post a Comment