Random Post
to show post by tag/label, fill tagName like this: ex:label blogger ---> tagName:"blogger" to show recent post change RandompostActive value to false like this : RandompostActive:false
Thursday, 17 November 2022

07:49

 

Lantunan Doa: Kolaborasi antara Puisi dan Motivasi 
Oleh Rahmad Nuthihar 

Identitas Buku

Judul : Lantunan Doa

Penulis : Ricky Syah Rani 

Harga : Rp29.800

Terbit : Agustus 2016

Penerbit : PT Elex Media Komputindo

Tebal : 90 halaman 

ISBN : 978-602-02-9142-0



Membaca Lantunan Doa  karya Ricky Syah R (RSR), seolah-olah pembaca didoktrin secara sistematis oleh RSR untuk mempersiapkan bekal untuk menghadap Allah. Buku yang tebalnya 90 halaman di dalamnya memuat 58 judul. Karya RSR ini dikategorikan dalam buku motivasi islami karena di dalamnya tidak hanya terdapat puisi, melainkan ada tujuh judul yang memuat kata-kata motivasi. Ditinjau berdasarkan isi, puisi RSR dalam Lantunan Doa digolongkan dalam puisi baru dan kebanyakan di dalamnya berjenis epigram; unsur pengajaran; didaktik; nasihat membawa ke arah kebenaran untuk dijadikan pedoman, ikhtibar; ada teladan. 


Cantik, izinkan aku menunduk.

Bukan karena kau tak memesona.

Bukan karena kau tak sempurna.

Tapi sebab labih dari itu, 

Aku takut imanku layu. (2016:2)


Pada penggalan di atas terlihat bagaimana RSR mencoba mengajak pembaca melalui karya itu untuk menjaga pandangannya terhadap wanita. Ditinjau berdasarkan pemilihan kata memesona kemudian dipadukan sempurna dan diakhiri dengan kata imanku layu, telihat RSR mencoba menggunakan dengan bahasa yang sederhana dan tidak taksa. Hal ini disebabkan para pembaca dapat memahami secara utuh maksud yang ingin disampaikan RSR dalam puisinya. 

Kesan pertama saya saat membaca lantunan doa muncullah pertanyaan, apakah ini kumpulan puisi atau kata-kata motivasi? Pertanyaan ini muncul setelah membaca karya RSR halaman 68 dengan judul datang pergi. Pada bagian awal, pembaca pastilah akan berasumsi ini merupakan puisi, tetapi di bagian bawahnya terdapat penjelasan mengenai penggalan larik di atas. 


Datang dan Pergi

Ada yang data,

ada pula yang pergi.

Ada yang hilang,

ada juga yang tumbuh lagi.


Siklus kehidupan selalu demikian. Memhaminya adalah tugas kita sebagai manusia. Menerima. Mengerti. Menyadari diri bahwa hidup sejatinya adalah tentang penerimaan dan pengertian (2016:68). 


Penulis puisi sebagaian besar akan menghindari penjelasan secara detail mengenai karyanya, terutama puisi. Hal itu disebabkan sebuah karya sastra bebas dimaknai maksud dan arti dari terhadap karya yang dihadirkan kepadanya. Dengan perkataan lain, tidak ada satu orang pun dapat memberikan maksud secara detail pada kata, larik, dan bait puisi yang dituliskan. 

Ini merupakan hal yang baru dan tidak dapat serta-merta diterima secara universal hal tersebut dikatakan puisi. Sesuai dengan pendapat Pradopo (1991:163), sebagai salah satu genre sastra, puisi itu lebih sukar dipahami dari genre lainnya. Hal ini disebabkan puisi itu merupakan ekspriesi pemadatan (lebih-lbeih pemadatan penggunaan bahasa). Selain itu, puisi atau sajak adalah sebuah sktruktur norma-norma yang kompleks. Penyataan ini juga senada dengan pendapat Wellek dan Waren (1968:2) puisi mempunyai sifat hakikat dan konvensi sendiri dan puisi adalah karya imajinatif yang fungsi estetiknya dominan.

Berdasarkan dua pendapat di atas secara garis besar dapat disimpulkan bahwa Lantunan Doa karya RSR bukanlah buku kumpulan puisi jika ditinjau dari segi isi. Menurut hemat penulis, adapun yang dapat dikategorikan puisi dalam buku Lantunan Doa antara berjudul; Lantunan Doa, Munajat Qalbi, Sejatinya, Qolbi, dll. Akan tetapi, seperti Menjaga Pandangan, Sabarlah, Tunggu Waktu Tiba, Tanda Dari Allah (Teguran, Azab, dan Ujian), Terus Berbuat Baik, Jangan Salah Berharap, Datang dan Pergi, dan Berdoalah untuk Kekasihmu Sejatimu tidak dapat dikategorikan sebagai puisi, baik dari ditinjau dari tipologi, maupun substansi. 

Lantunan Doa cocok dibaca untuk kalangan remaja. Akan tetapi, bagi kalangan dewasa, karya seperti ini memberikan kesan menggurui. Hal ini sebagaimana terlihat pada penggalan berikut.


….

Dan selanjutnya;

Seseorang!

Kita baru boleh mencintai orang lain.

Orang yang akan menjadi teman hidup kita hingga nanti.

Orang yang menjadi pengindah rumah kita di dunia hingga surga.

Orang yang telah kita pasrahkan cinta dan rindu kita padanya. 

Tapi pilihlah seseorang itu;

yang baik agamanya. (2016:41)

Dapat disimpulkan bahwasanya Lantunan Doa karya RSR karya sastra kolaborasi antara puisi dan kata-kata motivasi. Ini menjadi sebuah genre baru dalam dunia sastra di mana dalam satu buku terdapat dua jenis karya sastra, yakni puisi dan kata-kata motivasi. Akan tetapi, hal ini menjadi tidak konsisten jika karya sastra genre puisi dibukukan seperti ini. Bagi kalangan siswa akan bertanya-tanya apakah dengan tipologi seperti yang terdapat dalam Lantunan Doa itu dapat dikategorikan puisi. Selain daripada itu, ditinjau dari segi bentuk, RSR tidak konsisten menggolongkan karyanya, baik bentuk destikon, tersina, kuatren, kuin, seksel, septimal,oktaf, maupun sonela. 

Terlepas dari kebingungan antara puisi dan kata-kata motivasi, karya RSR merupakan salah satu terobasan baru dalam dunia sastra. Sebagai teman sekelas pada saat menempuh pendidikan strata satu dan teman semeja kopi, penulis kenal betul RSR. RSR merupakan peyair muda yang telah menulis puluhan buku dan ratusan puisi yang termuat pada media cetak ataupun media elektronik. Untuk itu, mari kita lupakan meng


<script async custom-element="amp-auto-ads" src="https://cdn.ampproject.org/v0/amp-auto-ads-0.1.js"> </script>
Next
This is the most recent post.
Older Post

0 komentar:

Post a Comment