Random Post
to show post by tag/label, fill tagName like this: ex:label blogger ---> tagName:"blogger" to show recent post change RandompostActive value to false like this : RandompostActive:false
Thursday 16 August 2018

05:08




1.    Anda seharusnya mengenal bacaan seperti kamus, ensiklopedi, buku pelajaran, jurnal, dan prosiding.  Berikan penjelasan Anda menyangkut (1) struktur dan (2) fungsi unsur yang terdapat dalam masing-masing bacaan itu!)

Penyelesaian
a.     Kamus
Dalam KBBI (2008:897) kamus bermakna buku yang memuat kumpulan istilah atau nama yang disusun menurut abjad beserta penjelasan tentang makna dan pemakaiannya. Pendapat ahli mengenai kamus, secara etimologi kamus berasal dari kata qamus yang merupakan serapan dari bahasa Arab yang berarti ‘bergerak mencari’ atau ‘menyelami  (Chaer, 2007:180). Berkaitan dengan hal tersebut, penulis mengambil contoh struktur Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dengan sistematika sebagai berikut.

No
Struktur
Fungsi
1.
Tim Redaksi
Memuat tentang pemimpin redaksi, penyelia, redaksi pelaksana, anggota, pembantu pelaksana.
2.
Prakata dan Kata Sambutan
Pada kata berisikan sambutan dari tim penyusun kamus, sedangkan pada kata sambutan berisikan sambutan oleh pihak yang berkenaan dengan penyusunan kamus, dalam hal ini pada KBBI 2008, kata sambutan diberikan oleh Menteri Pendidikan Nasional, Prof. Dr. Bambang Sudibyo.
3.
Petunjuk Penggunaan Kamus
Berisikan mengenai penggunaan tanda baca, daftar lambang, daftar singkatan atau label. Hal ini bertujuan memudahkan pembaca mengenai tanda baca, daftar singkatan/label yang terdapat dalam kamus.
4.
Isi Kamus
Berisikan lema, sublema, dan entri yang terdapat dalam kamus.  Pembaca dimudahkan dengan melihat entri sehingga dengan cepat menemukan lema dan sublema yang terdapat dalam kamus.
5.
Bagian pelengkap
Bagian yang terdiri atas kata dan frasa asing, tokoh mitologis dan literer, tokoh terkenal dan nama geografis, dan hal-hal lain yang dianggap perlu.


b.    Eksiklopedi
Dalam KBBI (2008) ensiklopedia adalah buku (atau serangkaian buku) yang menghimpun keterangan atau uraian tentang berbagai hal dalam bidang seni dan ilmu pengetahuan, yang disusun menurut abjad atau menurut lingkungan ilmu. Definisi ensiklopedia menurut  Suharto dan Ana (2005) ensiklopedia adalah buku yang berisi keterangan atau uraian tentang berbagai-bagai hal dalam ilmu pengetahuan yang disusun secara abjad atau menurut lingkungan ilmu.
Adapun struktur ensiklopedia adalah sebagai berikut.
a)     Adanya artikel/topic, subtopic
b)    Adanya defenisi artikel/topic dan diikuti penjelasan umum
c)     Adanya rujuk silang (crossreference) atau futhermore, seealso, runningindex, dll
d)    Adanya paragraft, illustrasi, gambar, grafik, tabletimeline
e)     Disusun dan disajikan secara sistematis alfabetis (A – Z), atau Tematis, Historis-Kronologis
f)     Adanya indeks
g)    Adanya tambahan “Faktaneka”, yaitu Aneka Fakta Ilmu Pengetahuan
h)    Adanya petunjuk penggunaan (HowtoUse)

c.     Buku Pelajaran
Menurut Nurhadi (1995:109) buku teks pelajaran ditulis untuk digunakan di sekolah atau lembaga pendidikan tertentu, seperti kursus berbahasa. Sekolah atau lembaga pendidikan, mempunyai kurikulum sebagai landasan beroperasinya. Hal itu disebabkan buku teks yang baik haruslah relevan dan menunjung pelaksanaan kurikulum yang berlaku. Sementara itu, menurut Tarigan (1986: 13) buku teks adalah buku pelajaran dalam bidang studi tertentu yang merupakan buku standar disusun oleh para pakar dalam bidang itu untuk maksud-maksud dan tujuan instruksional dan diperlengkapi dengan sarana-sarana pengajaran yang serasi serta mudah dipahami oleh para pemakainya di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi sehingga dapat menunjang sesuatu program pengajaran Oleh karena itu, buku teks adalah buku yang dijadikan pegangan siswa pada jenjang tertentu sebagai media pembelajaran (instruksional), berkaitan dengan bidang studi tertentu. Sementara itu, struktur buku yang ditetapkan oleh Direktorat Pengelolaan Kekayaan Intelektual Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan
Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (2016), buku pelajaran yang digunakan di perguruan tinggi haruslah memiliki kelengkapan sebagai berikut.

No.
Struktur
Fungsi
1.
prakata
Memberikan eterangan yang ditulis oleh penulis atau pengarang sebagai pengantar suatu karya tulis.
2.
daftar isi
Memudahkan para pembaca mengetahui isi karya ilmiah atau menemukan bagian-bagian tertentu, misalnya bab atau subbab atau subsubbab yang dikehendaki
3.
batang tubuh
Berisikan bagian-bagian yang mencakupi: (1) bagian utama; (a) pendahuluan, (b) batang tubuh laporan, dan (c) penutup, saran, kesimpulan; (2) bagian tambahan: (a) ikhtisar, (b) daftar isi, (c) daftar tabel, dan (d) lampiran gambar, dan (3) bagian penunjang: (a) catatan-catatan, (b) daftar pustaka, dan (c) daftar gambar.
4.
daftar pustaka
Berisikan tentang buku, majalah, surat kabar, artikel dalam kumpulan karangan, webside, dan sebagainya yang digunakan sebagai acuan atau referensi dalam penyusunan karya ilmiah.
5.
indeks
Daftar kata atau istilah penting yang terdapat dalam buku cetakan (biasanya pada bagian akhir buku) tersusun menurut abjad yang memberikan informasi mengenai halaman tempat kata atau istilah itu ditemukan.
6.
Glosarium
Berupa daftar kata dengan penjelasannya dalam bidang tertentu.

d.    Jurnal
Jurnal ilmiah adalah majalah publikasi yang memuat KTI (Karya Tulis Ilmiah) yang secara nyata mengandung data dan informasi yang mengajukan iptek dan ditulis sesuai dengan kaidah-kaidah penulisan ilmiah serta diterbitkan secara berkala (Hakim, 2012). Menurut Mayes (1978:7), jurnal sebagai terbitan berkala dan berfungsi sebagai sumber informasi terbaru. Jurnal Ilmiah juga dapat didefinisikan sebagai publikasi hasil-hasil penelitian/riset atau kajian yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Dengan demikian, jurnal ilmiah merupakan salah satu jenis jurnal akademik di mana penulis mempublikasikan artikel ilmiah untuk memastikan kualitas ilmiah pada artikel yang diterbitkan.

No
Struktur
Fungsi
1
Judul
Untuk memudahkan pembaca mengetahui inti jurnal tanpa harus membaca keseluruhan dari jurnal tersebut.
2
Abstrak
Untuk mencerna secara singkat isi jurnal. Abstrak di sini dimaksudkan untuk menjadi penjelas tanpa mengacu pada jurnal.
3
Pendahuluan
Untuk memberikan informasi kepada pembaca untuk memahami tujuan spesifik Anda dalam kerangka teoritis yang lebih besar.
4
Bahan dan metode
Menjelaskan desain percobaan, peralatan, metode pengumpulan data, dan jenis pengendalian.
5
Hasil
Menyajikan data yang ringkas dengan tinjauan menggunakan teks naratif, tabel, atau gambar.
6
Pembahasan
Peneliti menafsirkan data dengan pola yang diamati. Setiap hubungan antar variabel percobaan yang penting dan setiap korelasi antara variabel dapat dilihat jelas. Peneliti harus menyertakan penjelasan yang berbeda dari hipotesis atau hasil yang berbeda atau serupa dengan setiap percobaan terkait dilakukan oleh peneliti lain.
7
Kesimpulan
peneliti berpikir mengenai setiap data yang disajikan berhubungan kembali pada pertanyaan yang dinyatakan dalam pendahuluan.
8
daftar pustaka
Semua informasi (kutipan) yang didapat peneliti harus ditulis sesuai abjad pada bagian ini

e.     Prosiding
Prosiding merupakan suatu dokumentasi rumusan dan hasil analisis berbagai inovasi teknologi serta sebuah rangkuman pemikiran, usulan dan arahan kebijakan, serta umpan balik dari para pengambil kebijakan, pakar, pelaksana dan pengguna teknologi untuk menunjang pembangunan sesuatu. Prosiding adalah publikasi yang memuat sejumlah makalah serta hasil pembahasannya yang telah disajikan dalam suatu pertemuan ilmiah maupun ilmiah populer (Badan Litbang Pertanian, 1997). Hemat penulis, prosiding dapat disimpulkan sebagai kumpulan paper yang disusun oleh satu orang atau lebih, dengan membentuk tim editorial. Kualitas dari paper-paper tersebut dipastikan dengan memakai orang luar untuk membaca paper-paper tersebut sebelum diterima dalam prosiding.


DAFTAR RUJUKAN
Badan Bahasa. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Keempat. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional.

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. 1997. Pedoman Penyusunan dan Penilaian Prosiding. Badan Penelitian dan Pengembangan pertanian.

Chaer, Abdul. 2007. Leksikologi & Leksikografi Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Echols, John M and Hassan Shadily. 2000. Kamus Inggris-Indonesia. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Jonathan, Crowther. 1995. Oxford AdvancedLearner’sDictionary of CurrentEnglish. Oxford: Oxford University Press.

Kridalaksana, Harimurti. 1993. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 

Mayes, Paul. 1978.PeriodicalsAdministrationinLibraries. London: Clive Bingley.
Nurhadi. 1995. Tata Bahasa Pendidikan: Landasan penyusunan Buku Pelajaran Bahasa. Semarang: IKIP Semarang Press.

Suharto dan Ana, R. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Semarang: Percetakan Widya karya.

Tarigan, Hendry Guntur. 1986. Pengajaran Ejaan Bahasa Indonesia. Bandung: Angkasa.



2.     Menulis karya ilmiah harus memenuhi kriteria tertentu. Berkaitan dengan itu, berikan penjelasan yang memadai menyangkut hal-hal berikut.

a)    Pendahuluan/latar belakang
Pendahuluan suatu karya ilmiah bermaksud mengantar pembaca ke dalam
pembahasan suatu masalah. Dengan membaca bagian pendahuluan pembaca sudah mendapat gambaran umum tentang penyajiannya. Pendahuluan kary ilmiah hendaklah dapat memudahkan pembaca memahami keseluruhan isi karya ilmiah tersebut. Bagian pendahuluan karya ilmiah yang berupa laporan penelitian (skripsi, tesis, dan disertasi) berisi hal-hal sebagai berikut: (1) latar belakang (2) masalah atau rumusan masalah, (3) tujuan, (4) signifikansi atau manfaat, (5) teori
yang dipakai, (6) anggapan dasar dan hipotesis, (7) populasi, sampel, atau sumber
data, dan (8) metode dan teknik yang digunakan.
Bagian pendahuluan untuk karya ilmiah yang berupa makalah cukup berisi
tiga butir yang pertama, yaitu latar belakang, masalah atau rumusan masalah, dan
tujuan. Dalam bagian latar belakang perlu dikemukakan hal-hal sebagai berikut: (1) penalaran pentingnya pembahasan masalah atau alasan pemilihan topik, (2) telaah pustaka atau komentar mengenai tulisan yang telah ada yang berhubungan
dengan masalah yang dibahas, dan (3) manfaat praktis dari hasil yang diperoleh. Dalam bagian masalah atau rumusan masalah perlu dicantumkan secara jelas lingkup masalah pokok yang akan dibahas dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan yang dapat membangkitkan perhatian pembaca. Kemudian, tujuanyang dirumuskan harus berkorespondensi dengan masalah yang telah dirumuskan. Artinya, tujuan adalah menjawab masalah.

b)    Rumusan Masalah
Pada hakikatnya yang disebut masalah adalah sesuatu yang bertolak belakang  atau yang bertentangan dengan teori. Dapat juga dikatakan bahwa masalah merupakan suatu kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Berkaitan dengan hal ini, Dewey dan Kerlinger (dalam Syamsuddin dan Vismaia S. Damayanti, 2006:42) memberikan pengertian masalah penelitian, antara lain, adalah sebagai berikut:
(1)  Masalah dapat berupa kesenjangan (discrepancy) antara sesuatu yang diharapkan dan kenyataan yang ada.
(2)  Masalah secara faktual dapat berupa kesulitan yang dirasakan oleh orang, baik
orang awam maupun peneliti.
(3)  Masalah adalah sesuatu yang dijadikan target yang telah ditetapkan oleh
peneliti, tetapi target tersebut tidak tercapai.
Ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam menentukan masalah penelitian. Kriteria dimaksud adalah sebagai berikut:
(1) Masalah tersebut layak, urgen, aktual, dan memungkinkan diteliti.
(2) Masalah tersebut diminati, disenangi, dan sangat menarik perhatian peneliti.
(3) Masalah tersebut fokus dan dikuasai oleh peneliti.

c)     Rumusan Tujuan
Tujuan  penelitian pada hakikatnya merupakan jawaban yang hendak diperoleh atas pertanyaan penelitian (rumusan masalah). Untuk itu, tujuan penelitian harus sinkron dengan rumusan masalah. Tujuan penelitian dapat dinyatakan secara umum dan secara khusus. Sebagaimana masalah, agar dapat terkendali secara baik, tujuan penelitian pun harus dirumuskan secara kongkret satu per satu sesuai dengan substansi masalah. Dengan perkataan lain, jika rumusan masalah dirincikan sebanyak dua poin, rumusan tujuan pun harus dirincikan sebanyak dua poin.

d)    Kajian Pustaka
Kajian pustaka dalam suatu penelitian ilmiah adalah salah satu bagian penting dari keseluruhan langkah-langkah metode penelitian. Cooper dalam Creswell (2010:40) mengemukakan bahwa kajian pustaka memiliki beberapa tujuan yakni; menginformasikan kepada pembaca hasil-hasil penelitian lain yang berkaitan erat dengan penelitian yang dilakukan saat itu, menghubungkan penelitian dengan literatur-literatur yang ada, dan mengisi celah-celah dalam penelitian-penelitian sebelumnya.
Tujuan penulisan kajian pustaka untuk membantu peneliti menyelesaikan masalah penelitiannya dengan  mengacu pada teori dan hasil-hasil penelitian sebelumnya yang relevan. Kajian pustaka berfungsi untuk (1) mengetahui sejarah masalah penelitian, (2) membantu memilih prosedur penyelesaiaan masalah penelitian, (3) memahami latar belakang teori masalah penelitian, (4) mengetahui manfaat penelitian sebelumnya, (5) menghindari terjadinya duplikasi penelitian, dan (6) memberikan pembenaran alasan pemilihan masalah penelitian.

e)     Daftar Pustaka
Daftar pustaka adalah daftar buku, majalah, surat kabar, artikel dalam kumpulan karangan, website, dan sebagainya yang digunakan sebagai acuan atau referensi dalam penyusunan karya ilmiah. Daftar pustaka merupakan persyaratan suatu karya ilmiah. Di samping itu, penyusunan daftar pustaka sebagai daftar acuan bertujuan untuk memudahkan pembaca yang ingin menemukan sumber acuan yang digunakan.

f)     Catatan Kaki
Catatan  kaki adalah keterangan-keterangan teks yang ditempatkan pada kaki halaman karangan (Keraf, 1994:193). Dalam menulis karya ilmiah, seperti skripsi, tesis, dan disertasi, catatan kaki kadangkala perlu ditulis pada kaki halaman karangan sebagai pengakuan terhadap sumber informasi, dukungan terhadap argumen, pemberian materi tambahan bagi pembaca, pembuktian kutipan naskah, perluasan makna dalam naskah, penunjukan bagian lain dalam naskah bagi pembaca, atau penjelasan tambahan oleh penulis (Parera, 1993:153). Dengan perkataan lain, catatan kaki bukan hanya untuk menunjukkan sumber tempat terdapatnya sebuah kutipan, melainkan juga untuk memberikan keteranganketerangan lainnya terhadap teks. Oleh karena itu, catatan kaki dan bagian teks yang akan diberi penjelasan itu memiliki hubungan yang sangat erat.
Keraf (1994:193) mengemukakan bahwa catatan kaki pada dasarnya dibuat untuk maksud-maksud sebagai berikut: (1) menyusun pembuktian, (2) menyatakan utang budi, (3) menyampaikan keterangan tambahan, dan (3) merujuk bagian lain dari teks. Sebuah catatan kaki memiliki angka penunjukan yang ditempatkan agak ke atas setengah spasi dan memiliki isi dari catatan kaki yang akan memberikan corak pula terhadap jenis catatan kaki. Berkaitan dengan hal ini, Keraf (1994:197) mengemukakan bahwa ada tiga macam jenis catatan kaki, yaitu (1) catatan kaki penunjukan sumber (referensi), (2) catatan kaki catatan penjelas, dan (3) catatan kaki gabungan sumber dan penjelas.

DAFTAR PUSTAKA

Richard D. Irwin Inc. 1985. Business Research Methods. Emory.

Tuckman, B.W. 1978. Conducting educational research. 2ed. Harcourt Brace Jovanovich, Inc., New York. nd

Punch, K.F. 1998. Introduction to Social Research, Quantitative and QualitativeApproach. British: SAGE Publications.

Creswell John W. 2010. Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches, 3th.terjemahanAchmadFawaid: Yogyakarta.

Nasution, S. 2009. Metode Research (PenelitianIlmiah). Jakarta :BumiAksara.

Prajarto, Nunung. 2010. Metode Survey UntukPenelitianKomunikasi. Yogyakarta: FISIPOL UGM.

Day, R. 1975. How to Write a Scientific Paper. IEEE Transaction on Professional Communication.

Keraf Gory.1994. Komposisi:  Sebuah  Pengantar  Kemahiran  Berbahasa. Ende: Nusa Indah.

Parela, JD. 1993. Sintaksis Edisi Kedua. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.



3.     Karya ilmiah lazimnya memiliki seperangkat bagian pelengkap, yaitu
a)    halaman judul
Judul karya ilmiah harus dapat memberikan gambaran yang jelas tentang materi atau ruang lingkup masalah yang akan dibahas. Selain itu, judul harus dapat menarik perhatian pembaca dan menggelitik rasa ingin tahu akan keseluruhan isi karya tersebut. Pada umumnya judul baru dipikirkan penulis setelah karyanya selesai.
Penempatan dan penulisan judul karya ilmiah, nama penulis, dan keterangan lain seperti nomor mahasiswa, nama program studi/fakultas/perguruan tinggi, serta tempat dan tahun penyusunan karya ilmiah, baik pada halaman sampul atau kulit luar atau kover maupun pada halaman judul, sebaiknya mengikuti ketentuan-ketentuan berikut:
(1)  Penentuan penulisan judul diatur sebagai berikut: 1) Judul ditulis pada baris paling atas dengan jarak dari tepi kertas atas sekurang-kurangnya 3 cm. Judul yang panjang dapat ditulis menjadi dua baris atau lebih dengan jarak dua spasi. 2) Judul dan anak judul (jika ada) ditulis dengan huruf kapital semua. 3) Anak judul dipisahkan dari judul dengan tanda titik dua. 4) Judul tidak diakhiri dengan tanda titik atau tanda baca lain.
(2)  Penjelasan tentang bentuk dan kedudukan karya ilmiah yang bersangkutan dalam sistem pendidikannya atau dalam kegiatan ilmiah ditulis dengan jarak empat spasi dari baris terakhir judul. Penjelasan yang berupa klausa itu disusun menjadi tiga baris berjarak satu spasi. Dengan jarak empat spasi ke bawah dicantumkan kata oleh dengan menggunakan huruf kecil semua.
(3)  Nama penulis dan keterangan diri lainnya ditulis berurutan ke bawah dengan jarak empat spasi dari kata oleh. Huruf yang digunakan adalah huruf kapital semua. Penulisan nama penulis dan keterangan diri lainnya tersebut tidak diakhiri dengan tanda baca apa pun.
(4)  Nama program, fakultas, dan program studi ditulis berurutan ke bawah dengan jarak empat spasi dari baris terakhir keterangan diri penulis. Di dalam penulisannya huruf kapital hanya digunakan pada awal kata, kecuali kata tugas.
(5)  Nama perguruan tinggi atau instansi dicantumkan dengan jarak delapan spasi dari keterangan pada butir (4). Pada halaman sampul dan halaman judul, di antara ruang delapan spasi itu diisi lambang atau logo perguruan tinggi atau instansi. Berikutnya dicantumkan nama kota. Nama perguruan tinggi atau instansi dan nama kota ditulis dengan menggunakan huruf kapital semua berjarak satu spasi. Di posisi paling bawah dicantumkan tahun perampungan karya ilmiah tersebut.
(6)  Penempatan tulisan pada halaman sampul dan halaman judul perlu diperhatikan keseimbangan jarak margin atas, bawah, kiri, dan kanan.
(7)   Penulisan unsur-unsur yang dimuat pada halaman sampul dan halaman judul, ada dua pilihan, yaitu (1) sistem lurus; margin kiri lurus mulai dari judul sampai dengan tahun dan (2) sistem simetris; susunan baris-baris terletak di tengah-tengah lebar kertas.

b)    halaman pengesahan
Halaman pengesahan merupakan halaman yang berisikan pernyataan pengesahan dari kepala lembaga/kepala sekolah terhadap penelitian dan hasil karya tulis yang akan diikutsertakan dalam sebuah lomba karya tulis ilmiah siswa. Format halaman pengesahan hampir sama dengan halaman persetujuan. Halaman ini berisi persetujuan pembimbing utama dan pembimbing pendamping dengan tanda tangan dan tanggal persetujuan. 

c)     kata pengantar
Dalam kata pengantar sekurang-kurangnya berisi hal-hal berikut: (1) penjelasan mengenai tugas pembuatan karya ilmiah tersebut, (2) penjelasan mengenai pelaksanaan pembuatan karya ilmiah, (3) informasi tentang bimbingan atau arahan dan bantuan yang diperoleh sehubungan dengan pembuatan karya ilmiah, (4) ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu dan memungkinkan terwujudnya karya ilmiah, dan (5) penyebutan tempat (kota), tanggal, bulan, tahun pembuatan karya ilmiah, dan nama penulis. Kata pengantar sebagi tajuk ditulis dengan huruf kapital semua, ditempatkan di tengah, dan tidak diberi garis bawah.
Isi kata pengantar diketik dengan jarak empat spasi dari tajuk. Jika judul karya ilmiah disebut di dalam kata pengantar, judul itu diletakkan di antara tanda petik, ditulis dengan huruf kapital padaawal kata yang bukan kata tugas. Nama kota (tempat), tanggal, bulan (ditulis lengkap dengan huruf, bukan dengan angka), dan tahun penyusunan karya ilmiah ditempatkan di sebelah kanan bawah dengan jarak empat spasi dari baris terakhir teks. Selanjutnya, nama penulis ditempatkan di bawah nama kota dengan jarak dua spasi.
.


d)    abstrak
Abstrak merupakan representasi dari keseluruhan isi sebuah tulisan. Dalam abstrak karya ilmiah yang berupa artikel hasil pemikiran (opini) atau makalah perlu dikemukakan secara singkat dan jelas, antara lain, latar belakang, masalah, tujuan, dan pembahasan, sedangkan dalam abstrak karya ilmiah yang berupa laporan penelitian perlu dikemukakan secara singkat dan jelas, antara lain, latar belakang, masalah, tujuan, anggapan dasar, hipotesis, populasi, sampel, metode, teknik, dan hasil (sesuai dengan karakteristik penelitian).
 Khusus artikel ilmiah, selain abstrak, hal yang perlu dicantumkan adalah kata kunci (keyword). Kata kunci adalah istilah-istilah terbatas, baik berupa kata maupun frasa, yang populer digunakan dalam keseluruhan isi sebuah artikel. Jumlah kata kunci ini maksimal lima, dan biasanya berupa kata atau frasa terminologi. Pencantuman kata kunci dalam sebuah artikel posisinya boleh di atas, boleh juga di bawah, sesuai dengan gaya selingkung lembaga.

e)     daftar isi
Daftar Untuk memudahkan para pembaca mengetahui isi karya ilmiah atau menemukan bagian-bagian tertentu, misalnya bab atau subbab atau subsubbab yang dikehendaki, karya ilmiah yang panjangnya lebih dari sepuluh halaman sebaiknya dilengkapi dengan daftar isi. Karya ilmiah seperti skripsi, tesis, disertasi atau laporan penelitian lainnya, tentu bab, subbab, dan subsubbab lebih banyak sehingga derajat penomorannya dibatasi sampai empat digit. Tajuk bab, subbab, dan subsubbab yang bernomor tersebut dicantumkan dalam daftar isi.
Daftar isi sebagai tajuk ditulis dengan huruf kapital semua, ditempatkan di tengah, dan tidak diberi garis hawah. Dalam penulisan daftar isi, yang berjarak empat spasi dari tajuk, perlu diperhatikan hal-hal berikut: (1) Tajuk kata pengantar, daftar singkatan, dan sebagainya (jika ada), bab, daftar pastaka, lampiran, dan indeks (jika ada) ditulis dengan huruf kapital semua dan tidak diberi garis bawah, sedangkan subbab dan subsubbab ditulis dengan huruf kapital pada awal kata, kecuali kata-kata yang berupa kata tugas, diberi garis bawah jika diketik dengan dengan mesin tik, dan ditebalkan jika diketik dengan komputer. (2) Butir-butir daftar isi tidak bernomor serta ditulis tepat dan margin kiri. Bab-bab yang bernomor angka Romawi besar di dalam daftar isi tetap memakai nomor angka Romawi besar. Begitu juga subbab dan subsubbab bernomor angka Arab tetap diberi nomor angka Arab seperti yang terdapat di dalam teks. (3) Di antara tulisan BAB dan nomornya, demikian pula di antara nomor bab dan tajuknya tidak ada titik, tetapi ada jarak satu ketukan. Di antara nomor subbab dan tajuknya pun tidak dibubuhi tanda titik, tetapi ada jarak satu ketukan. Jika nomor bab atau subbab dan tajuknya tidak termuat, di dalam satu baris, digunakan baris kedua dan seterusnya.

f)     Indeks
Dalam KBBI (2008) indeks adalah daftar kata atau istilah penting yang terdapat dalam buku cetakan (biasanya pada bagian akhir buku) tersusun menurut abjad yang memberikan informasi mengenai halaman tempat kata atau istilah itu.

g)    lampiran
Lampiran merupakan dokumen tambahan yang ditambahkan (dilampirkan) ke dokumen utama. Lampiran dapat ditemukan dalam surat maupun dalam buku. Lampiran surat dapat berupa teks, seperti dokumen pendukung (misalnya daftar riwayat hidup pada surat lamaran kerja, kuitansi, kliping koran) maupun berupa gambar, seperti foto. Dalam perkembangannya, lampiran surat juga dapat ditemukan dalam surat elektronik (lihat Lampiran surat elektronik). Lampiran buku biasanya berisi data-data tambahan yang mungkin terlalu banyak bila disertakan pada teks utama (misalnya tabel data hasil penelitian) atau penjelasan lebih lanjut mengenai topik tertentu dalam buku (misalnya penurunan rumus matematika).


Berikan penjelasan Anda terhadap bagian pelengkap dimaksud! (bobot 25)
4.     Dunia pendidikan modern tidak dapat dipisahkan dari keberadaan internet. Oleh karena itu, Anda sebagai calon magister pendidikan bahasa dan sastra juga perlu mendalami internet sebagai bagian dari kehidupan Anda di dunia global. Berikan penjelasan yang memadai terhadap hal-hal berikut! (bobot 15)
a)    blog
Blog adalah singkatan dari "Web log". Pada saat ini situs yang menyediakan postingan dalam blog sangatlah banyak, misalnya, wordpress, blogger, netblog, dsb. Fungsi utama blog adalah pembagian informasi kepada pembaca dalam dunia. Untuk saat ini, fungsi blog tidak hanya sekadar membagikan pengetahuan, melainkan dapat mencari rupiah. Dengan perkataan lain, pekerjaan memposting tulisan di blog dapat menghasilkan rupiah. Postingan yang di-unggah di blog dapat berupa teks, gambar, audio, dan video. Akan tetapi, pada saat ini masing-masing kategori tersebut telah dipisahkan, misalnya untuk menggungah  gambar, pengguna blog (narablog) biasanya tidak lagi memanfaatkan fasilitas blogger melainkan instagram. Perlu diingat, blog tidak membatasi jumlah karakter yang akan ditayangkan seperti twitter ataupun media sosial lainnya. Dengan perkataan lain, pencarian informasi dapat  dimudahkan dengan fasilitas internet berupa blog.

b)    email
Pada saat ini istilah emai sudah diserap ke dalam bahasa Indonesia yang disebut dengan posel (pos elektronik) ataupun surel (surat elektronik). Surel memudahkan para pencari ilmu dan para pembelajar dengan fasilitas pengiriman teks (PDF, docx, rtf, tif, dsb) ataupun format lainnya bagi sesama pengguna email.  Pada perguruan tinggi Universitas Syiah Kuala menyediakan fasilitas surel yang diintegrasikan dengan google dengan ekstensi @mhs.unsyiah.ac.id. Dengan fasilitas email cuma-cuma yang diberikan oleh Unsyiah, diharapkan mahasiswa dapat memanfaatkan fasilitas tersebut dengan bijak di antara media konsulitasi antarmahasiswa ataupun mahasiswa dan dosen. Selain daripada itu, biasanya pengguna merasa repot mengakses email harus menggunakan perangkat elektronik komputer ataupun laptop melalui mesin pencarian Google Chrome ataupun Mozila. Pada saat ini, email sudah dapat diakses melalui perangkat telepon genggam yang terhubung dengan internet.

c)     mailinglist
MailingList juga sering disebut dengan milis, yaitu  fasilitas untuk berdiskusi secara elektronik yang dilakukan sekelompok orang dengan menggunakan fasilitas e-mail (Pengelompokan alamat e-meil).  Pada awalnya milis hanya terdapat pada layanan pencarian yahoo. Akan tetapi, pada saat ini milis sudah tersedia di google. Dalam milis biasanya terdapat partisipan yang memiliki visi dan misi yang sama terkait bidang tertentu. Misalnya pada milis Gemastrin yang terdiri atas 1.000 partisipan yang mana anggotanya adalah mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, dosen, seniman, ataupun wartawan. Selain daripada itu, milis sangat membantu membagikan informasi ke semua pengguna dalam waktu yang singkat. Artinya ketika file tersebut dikirimkan semua partisipan yang tergabung dalam milis dengan segera mendapat informasi tersebut.

d)    Web
Secara terminologi, website adalah kumpulan dari halaman-halaman situs, yang terangkum dalam sebuah domain atau subdomain, yang tempatnya berada di dalam World WideWeb (WWW) di dalam Internet. Pada saat ini Web telah dibagikan pada masing-masing geografis pengguna ataupun keperluan web itu tersendiri. Misalnya, di negara Indonesia menggunakan domain co.id. Arti co.id tersebut adalah web tersebut pemiliknya ataupun dirancang di Indonesia. Sementara itu, pembagian pada masing-masing keperluan juga telah dipisahkan domainnya. Misalnya, Universitas Syiah Kuala perguruan tinggi yang melahirkan lulusan sarjana, magister, ataupun doktor sehingga domainnya diharuskan dibuat menjadi ac.id artinya, academic college  Indonesia.


5.     Masalah minat dan kebiasaan membaca merupakan persoalan yang harus mendapat perhatian para pendidik jika bangsa Indonesia ingin maju. Apakah sebaiknya  usaha konkret yang baik dalam peningkatan minat dan kebiasaan membaca di Aceh? Uraian Anda harus mencakup konsep pendidikan dengan tinjauan

a.     Keluarga
Kebiasaan membaca dalam kalangan keluarga karena terpengaruhnya dengan media elektronik berupa televisi. Televisi saat ini telah mengambil peran yang masif dan membuat anggota keluarga, baik orang tua maupun anak-anak meninggalkan bahan bacaan berupa buku. Hal ini disebabkan buku cenderung tidak persuasif ataupun tidak memiliki ilustrasi yang menarik dibandingkan televisi yang dapat menyajikan secara nyata berupa suara ataupun gambar.
Upaya yang harus dilakukan untuk meningkatkan minat baca dalam kalangan keluarga adalah membatasi penayangan televisi. Selain daripada itu, kepala keluarga yakni sang ayah diharapkan tidak menggunakan televisi berlanggan karena membuat anak-anak lalai menonton televisi. Kebiasaan membaca haruslah dicontohkan oleh orang tuanya, misalnya berlangganan koran harian. Dengan itu, memberikan pesan dan kesan yang persuasif kepada anak agar meniru orang tuanya membaca.
Selain daripada itu, untuk meningkatkan kebiasaan membaca dalam keluarga, penataan rumah haruslah memiliki perpustakaan mini. Artinya, hampir di setiap rumah di masyarakat Aceh saat ini tidak memiliki koleksi buku pribadi. Dengan tersediannya perpustakaan pribadi yang memuat sejumlah buku memungkinkan minat baca anak akan bertambah.
Upaya meningkatkan minat baca dapat dilakukan di kalangan keluarga dengan memberikan keluwesan kepada anak-anak pada tahapan awal dengan membaca komik ataupun fabel. Untuk selanjutnya, dengan terbiasanya membaca buku, anak-anak akan tergerak hatinya untuk membaca berbagai bahan bacaan lainnya. Dengan dilakukan hal ini, dipastikan minat baca dalam kalangan keluarga akan meningkat.

b.     Masyarakat
Pada saat ini provinsi Aceh telah menggalakkan program perpustakaan gampong. Hal ini memungkinkan minat baca dalam kalangan masyarakat menjadi meningkat. Akan tetapi, sejauh yang saya amati, perpustakaan gampong tersebut tidak berjalan sama sekali. Artinya, perpustakaan sudah tersedia, para pembaca tidak pernah masuk dalam perpustakaan ataupun meminjam buku. Upaya untuk meningkatkan minat baca dalam kalangan masyarakat haruslah dilakuka n dengan cara yang nyata ataupun konkret. Hal ini dapat dilakukan dengan kewajiban setiap anggota keluarga menghibahkan minimal dua buku ke perpustakaan gampong. Selain itu, tiap anggota keluarga diharuskan membaca minimal satu buku tiap minggu. Buku itu haruslah digilir ke setiap rumah dengan mempekerjakan pustakawan dan mendatangi tiap rumah masyarakat.

c.     Sekolah/pemerintah
Upaya meningkatkan minat baca bagi kalangan siswa di sekolah kurang mendapat perhatian yang berarti bagi siswa karena tidak ada umpan balik bagi mereka. Bahan bacaan yang tersedia misalnya, buku pelajaran dan lembar kerja siswa tidak mencerminkan kebutuhan dipelajari tidak dapat diterapkan secara riil dalam kehidupan nyata. Buku pelajaran yang tersedia diharapkan haruslah memberikan umpan balik yang riil  kepada siswa guna memantik minat baca mereka. Hal ini dapat dilakukan dengan menyisipi unsur kebudayaan setempat dan teknologi terapan yang bekenaan dengan saat ini.
Peningkatan minat baca bagi kalangan siswa dapat dilakukan dengan menerapkan wajib baca setiap  15 menit sebelum pelajaran. Hal ini disebabkan dominan siswa tidaklah mengulang ataupun membaca pelajaran saat di rumah. Akan tetapi, dengan kewajiban ataupun program membaca yang diterapkan, secara tidak sengaja siswa akan terbiasa membaca.
Kebiasaan membaca haruslah ditekankan pada kebutuhan bukan kewajiban. Siswa yang diwajibkan membaca akan berontak di dalam dirinya. Akan tetapi, dengan meningkatkan siswa akan kebutuhan dan tantangan ketika ia tidak membaca, akan menstimulus mereka untuk gemar membaca.
Pemerintah diharapkan agar dapat merevisi buku pelajaran yang saat ini tersedia bagi kalangan siswa. Penyusunan buku pelajaran berdasarkan kebudayaan setempat sangatlah urgen pada masa sekarang. Hal ini disebabkan westernisasi budaya asing, khususnya di Aceh sudah semakin melememahkan kebudayaan lokal. Dosen ataupun pemerhati pendidikan haruslah menyiapkan strategi untuk meningkatkan minat baca siswa, di antaranya adanya upaya penyusunan lembar kerja siswa berbasis kearifan lokal. Jika tidak, budaya membaca akan luntur, bahkan dipastikan alumni, baik di tingkat SMP maupun SMA tidak pernah membaca buku referensi selain buku yang diinstruksikan oleh guru.


0 komentar:

Post a Comment