Random Post
to show post by tag/label, fill tagName like this: ex:label blogger ---> tagName:"blogger" to show recent post change RandompostActive value to false like this : RandompostActive:false
Friday 1 August 2014

03:56
Ada sebuah negeri. Konon katanya dipenuhi dengan orang-orang bependidikan tinggi. Masyarakatnya menyandang sarjana dan kuliah di negara ternama. Sebutan itu, kini beralih ke negeriku. Negeri yang katanya bersyariatkan islam dan beperilaku mengikuti sunnah nabi. Begitu juga dengan pendidikan. Hal itu tetap menjadi nomor satu. Gedung sekolah terus dibangun, yang mulanya berlantai satu kini ditingkatan menjadi dua atau tiga. Begitu juga fasilitasnya yang kini semakin mewah. Kamera CCTV ada di mana-mana, lantainya berbalutkan keramik berkilau. Tak ayalnya tubuhku terasa kedingininan saat memasuki ruangan, dengan suhu yang diciptakan oleh mesin.

Anehnya, tingkah laku siswa-siswa di situ tah ubahnya seperti orang sekolah. Murid-muridnya suka menyerapah. Berucap kata-kata sampah. Dan kadang kala, aku dibuatnya muntah dengan penampilan mereka yang kian berubah. Tak ada bedanya antara lelaki dan perempuan. Lelaki di sekolah ku itu penampilannya sudah mengikuti perempuan. Sepasang anting-anting ditusuk di telinganya dan kadang kala dilepas saat guru agama melihatnya. Benda yang terbuat dari manik-manik, besi putih, ataupun serupa perhiasan kadang kala kulihat melingkar di leher teman-temanku. Semuanya berubah semenjak sekolah ini terus mengikuti perubahaan waktu.

Aku dan siti sering bercerita panjang lebar menyangkut persoalan ini. Aku berharap guru-guru di sini mampu mengatasinya dengan memanggil orang tuanya. Ataupun solusi yang kutawarkan kepada sekolah semisalnya dipermalukan saat upacara bendera, itu pun kini tak lagi mempan. Semuanya sudah dicoba, hanya saja mengeluarkan mereka yang tidak patuh itu belum pernah dicoba.

“Andai aku kepala sekolah di sini, aku mau mereka yang nakal-nakal itu ditemani oleh ayahnya belajar selama satu minggu. Ini pasti akan membuat orang tuanya malu, dan meminta surat pindah dari sekolah,” ucap ku pada siti.

“Jangan! Lebih baik kita sekolahkan mereka di SPN Selawah seperti anak punk yang dulu pernah ditangkap oleh buk Liliza,” balas siti. Dan membuat aku terdiam sejenak.

Bagiku memang ada benarnya juga yang diucapkan Siti padaku. Mengingat sejauh ini para anggota polisi kini tingkah laku mereka berubah total. Mereka lebih pintar dari sebelumnya. Soal sikap, mereka tidak dapat diragukan. Bahkan lebih patuh kepada komandan dibandingkan tuhan.

“Sudah saatnya kita berubah, anak-anak yang nakal dan berperilaku seperti anak punk itu kita sekolah di tempat polisi. Biar saja bapak-bapak polisi yang ajarkan mereka. Guru-guru di sini sudah tidak bisa lagi mengjarkan mereka,” ucap Siti bernada meyakinkanku.

Aku tak terlalu menghiraukannya, mungkin ada solusi lainnnya yang menurutku lebih tepat. Teringat ku akan pepatah

0 komentar:

Post a Comment