Pengusaha di bidang telekomunikasi umumnya dikuasi oleh suku etnis Tiong Hoa, namun sebagai putra daerah Adhi menyukai bisnis yang berbau tantangan, Ia pun mampu memperlihatkan kecakpannya dalam bisnis penjualan alat telekomunikasi
Bisnis penjualan ponsel memang begitu menggiurkan pada tahun 2000 lalu, dimana keuntungan yang didapatkannya saat itu mencapai 40 persen tiap unit phonsel seluler yang dijualnya itu.
Adhi S Majid/dok pribadi |
Adhi S Majid sebagai pemain baru di dunia bisnis telepon genggam mencoba keberuntungan di alat telekomunikasi tersebut dengan modal Rp 100 juta yang Ia dapatkan setelah Ia berantau ke negeri Borneo.
Saat itu Ia menjadi sales man dan berjualan di warung kopi dengan menggunakan rompi yang beriskan handphone. Dari sanalah Ia mencari tahu bagaimana teknik dan cara menjual phonsel sebelum Ia membuka outletnya yang kini bernama Graha Media Seluler.
“Awalnya dulu saya melihat dunia telekomunikasi bisnisnya memang menjanjikan dengan life style masyarakat Aceh saat itu, menunjukkan suatu life style dalam penggunaan alat telekomunikasim Ditamba profitnya yang lumayan maka bagi saya menjual phonsel adalah bisnis yang cukup menjanjikan," kata Adhi kepada Rahmad Nuthihar dan Taufan Mustafa fotografer autobisnis.
Dari rujukan teman dan pelanggan setianya itu, Adhi disarankan untuk membuka toko, dimana permintaan para pelanggan bisa mendapatkan ponsel di toko tanpa harus menunggu Adhi berjalan layaknya sales man di warung kopi.
“Cikal bakal usaha saya dalam menjual phonsel, dulu membukanya di koperasi kodam di Simpang Lima, disamping itu kita memang sales, kita bergerak dengan free lance. Hal itu tentunya tidak terlepas setelah saya mempelajari situasi dan kondisi.”
Dunia bisnis penjualan ponsel yang kini telah berjalan 11 tahun, dijalankannya itu bukan tanpa tantangan. Adi mengaku beberapa kali pernah ditipu dalam hal penjualan phonsel, bahkan nominalnya mencapai ratusan juta. Tapi Adhi mengaku tak pernah putus asa, baginya hal tersebut merupakan tantangan baginya dan ujian untuk menjadi lebih baik dan mampu meminimalkannya di hari esok.
"Kalau ditipu sudah pasti, tapi jumlah besar kecilnya itu adalah ujian, semakin banyak ujian semkin banyak ilmu yang kita dapat. Pada intinya semua itu, ya saya ambil hikmahnya kalau rezeki kita pasti kembali,” kenang Adhi
Menjalankanya bisnis baginya yang terpenting tidak ikut-ikutan, karena seorang business man pasti pernah jatuh dan mengalami kerugian, karena kata Adhi pengalaman adalah guru terbaik baginya.
“Sepintar apapun Dia dalam berbisnis pasti pernah mengalami jatuh kecuali dia pengusaha estafet yakni melanjutkan bisnis orang tuanya serta menghabiskan sisa-sisa perjuangan yang dilakukan orang tua.”
Kini Adhi juga mencoba keberuntungannya di bisnis berbau tantangan lainnya, kerena profit yang didapatnya dalam menjual phonsel kini turun menjadi 10 persen bisnis property, advertising, dan Event Organizer adalah bisnis yang dijalankannya namun tetap ber-basic pada penjualan phonsel di Graha Media seluler.
“Karena profitnya tidak seperti dahulu lagi, kini bisnis saya merambah ke dunia properti, advertising, EO tetapi fokus itu hanya 10 persen, tapi basicnya tetap Gm sell. Bisnis seluler itu adalah bisnisnya orang Cina dan sifatnya menantang, artinya dunia tersebut betul-betul dikuasi oleh mayoritasnya lebih etnis, dan saya tetap mendalaminya," kata Adhi
Buah kesuksesan yang telah didapatkannya kini, kata Adhi tak terlepas dari pendekatannya kepada tuhan. Karena dengan doa yang Ia lantukan setelah ibadah mata batinnya tetap dibuka ole Allah yang memberikannya pelantara informasi.
"Artinya diberikan peluang informasi bagus dibalik itu, namun bila kita lupa infomarsi yang diberikan akan di blok, informasi semakin salah dan kita sering ditipu, tetapi dengan tetap beribadah maka akan diberikan cara berpikir secara sehat," ujar Adhi
Saat Autobisnis menyungguhkan pertanyaan kepada Adhi akan pendapatan yang Ia peroleh setiap bulan, Adhi pun tersenyum kecil.
"Kalau di tanya pendapatan, memang punya pendapatan rata-rata, tetapi pendapatan yang saya dapat kadang kala tidak menentu.”
“rezeki rimung" (rezeki harimau) Begitulah ungkap Adhi yang kadang kala banyak dan tak tertutup kemungkinan yang Ia peroleh sedikit, namun dari semua usaha yang Ia rintis, pendapatan rata-rata yang Ia peroleh dari penjualan phonsel di Graha Media Seluler
“Alhamdulilha penadapatan kita selalu ada, yang paling penting niat kita untuk zakat 2.5 selalu ada, karena kunci utama untuk bertambah adalah zakat, kita boleh koboy-koboy agama tidak pernah tinggal dan basinya kita punya.
Kini di bisnis penjualan phonsel tersebut Ia telah mempekerjakan karyawan sebanyak 42 orang, serta dibisnis lainnya berjumlah 17 orang. Setiap bulan kata Adhi ia menggajikan karyawan tersebut hampir 84 juta.
“Namun ketika ada kegiatan event organizer para pekerja hampir ratusan lebih dan tetapi yang kita ambil patokan tetap 60 orang.”
0 komentar:
Post a Comment