Tampil nyentrik dengan costum yang menyerupai tokoh di balik layar kaca, mungkin hanya akan Anda saksikan pada hari-hari perayaan kemerdekaan RI. Sun go kong, vampir, manusia kaca, dan ada juga manusia serupa kupu-kupu serta berpenampilan menarik (fantasi) lainnya ikut meramaikan karnaval Gelanggang Mahasiswa Sastra Indonesia (Gemasastrin) pada 30 Desember tahun lalu.
Sorak-sorakan dari mahasiswa pun pecah, ketika kelompok mahasiswa berkostum fantasi itu melewati kantin FKIP. “Tidak biasanya dan baru pertama kali ada di FKIP,” ucap mahasiswa FKIP bernama Rizwan. Rute yang dilalui para peserta karnaval pun tidak terbatas di lingkungan kampus FKIP sendiri, melainkan mereka juga melewati tempat-tempat keramaian. Pelepasan peserta dimulai dari gedung FKIP jalan Syeikh Abdul Rauf, melewati depan RKU I dan II. Perjalanan selanjutnya melewati depan kampus Mipa, memutari gedung Fakultas Teknik, depan gedung kedokteran, dan selanjutnya kembali di tempat pelepasan peserta semula.
Karnaval yang bertemakan dunia fantasi, diperuntukkan bagi mahasiswa Gemasastrin yang menggambil mata kuliah Drama dan Puisi sebagai midtem kedua mata kuliah tersebut. Pada terakhir rangkaian acara itu, Pembantu Dekan III FKIP, Dr. Wildan, M.Pd pun hadir memberikan apresiasi kepada para peserta bertempatkan di halaman gedung FKIP.
Budi Arianto, S.Pd.,M.A pengasuh mata kuliah Drama dan Puisi, dalam sebuah status facebook mengatakan, “Hari yang sangat luar biasa, karnaval kostum dan tata rias, anak-anak Gemasastrin yang sedang mengambil mata kuliah Drama maupun yang di UKM berjalan lancar, mereka mengelilingi setengah kampus, memikat siapapun yang melihat,” tulis Budi dalam akun facebook bernama Budi Art dikutip Metrum, Kamis, (30/12) tahun lalu.
Selanjutnya Budi menambahkan, rangkaian kegiatan karnaval tersebut merupakan awal dari rangkaian kegiatan mata kuliah Drama, bahkan ada kegiatan lainnya yang lebih menguji adrenalin.
“Ini baru awal, baru pemanasan, sebelum menuju 11-12 Januari. sukses untuk kalian, setidaknya telah membuat orang-orang terperangah, senyum lalu mengabadikannya,” ungkapnya (Metrum | Ifrah Damayanti)
0 komentar:
Post a Comment